/ 2008-12-28

BAGI RAPOR, MUSIBAH ATAU NIKMAT ?

Hari ini sedang hot - hotnya kejadian bagi rapor. Di Jogja maupun di Mataram. Buku bersampul biru itu hilir mudik dibawa oleh wali kelas, kadang dipamerkan pada guru yang lain, atau sengaja disembunyikan karena mengandung aib. Hari ini, buku itu bermuara kepada dua macam tangan, tangan murid atau tangan si tukang eksekusi, ortu. Kalau jatuh ke tangan si terdidik, maka jika ada hal yang dirasa akan mengundang bencana, si anak pasti memolorkan diri berlabuh ke rumah. Tapi jika sang kepala rumah tangga yang disuguhkan benda itu, maka jika isinya merah semua langsunglah ia pulang ke rumah dan segera memberikan hadiah spesial kepada sang anak istimewa itu karena sudah bikin malu sang ayah. Dilematis memang.

Aku juga hampir kena getahnya, walaupun sudah kejatuhan beberapa ranting dari pohon sial itu. Dua pekan lalu, kami dijatuhi hukuman : tidak boleh berkontak ria kalau hari kerja, jadi kami hanya punya satu hari untuk memcurahkan segala kerinduan, hari ahad. Gara - garanya nilai ulangan semesterannya anjlok bak kereta ekonomi terjun ke jurang. Nah, beruntunglah aku. Hari ini dia dapat rangking tujuh, setidaknya naik satu peringkat daripada yang kemarin. Tidak jadilah aku dicap sebagai tukang perusak karir. Masih nyambunglah kita. Mungkin Allah melapangkan jalan setelah aku shalat tahajjud semalam ya ? hehe. Alhamdulillah.

Rapor, bagi sebagian orang yang otaknya pas - pasan, merupakan momok yang membikin nyali ciut. Bayangkan, tidak beruntungnya mereka, hidup diadu di antara orang - orang jenius, jadilah mereka sasaran empuk amukan orang tuanya. Rangking kok besar - besar ?, begitu mungkin kata - kata yang akan melayang ke kuping sang anak. Rapor adalah buku hasil penilaian klasik, hanya nilai, diukur dengan angka, kadang dibubuhi tulisan agar angka yang tertera makin jelas, dan seringkali tidak bisa dikompromi. Boleh jadi yang tumbuh dimasyarakat kita seperti ini : 'Rangking berapa kamu ?' maka dijawab 'Ah, gak dapet'. Langsunglah diambil kesimpulan : bodoh anak ini. Dan jadilah ini : kita akan dipandang sebelah mata.

Newton, apakah beliau pernah sekolah ?. Ia distempel sebagai orang bodoh yang tidak perlu sekolah. Tanpa rapor. Padahal nilai yang ada di rapor juga terpengaruh oleh nilai ujian tentang : hukum Newton. SKILL, itulah yang seharusnya mesti diukur. Boleh jadi waktu ujian dulu, kondisinya sedang hancur, tidak enak badan, patah hati mungkin. Tapi, jika dipraktekkan, mungkin ia akan dengan tangkas membabat segala problema.

Ada hal penting yang lain nih, apalagi bagi kawan - kawan mahasiswa baru, angakatan ku, kakak angakatan, atau adik angkatan mungkin, SPMB (atau apa itulah namanya) pake nilai rapor gak sih ? Atau UAN, terpengaruh nilai rapor gak ? Di mata SPMB, rapor adalah sekedar formalitas telah mengikuti sekolah. Sedangkan di mata UAN, rapor adalah sekumpulan kertas yang ada angka dan tulisan yang tidak bisa mengganggu urusan penting : KELULUSAN.

9 komentar:

  1. 1. aku jadi bingung. satu di jogja dan satu di mataram?

    2. bingung lagi. rapor untuk anak skul tapi kamu bilang teman-teman mahasiswa?????

    3. ingin berbagi kisah. dulu gue masuk ui. sebel dehhh rasanya. mereka bilang yang bisa masuk sini cuman rank 10 besar. dalam hati berkata kalian nda tahu gue rank 3 dari bawah. :) :) :)

    kesimpulan siapa bilang anak bodoh nda bisa masuk univ terkenal (bikin bangga ortu). hehehe gak nyambung yah.

    BalasHapus
  2. setuju..ranking dijadiin patokan..
    parah..

    padahal kana da anak yang ahli di plajaran tertentu doank..

    ontung ortu gw ga kayak gt..fuh..

    satu lg..
    kalo di kul..
    IP tu cuma formalitas dwnk..

    pas kerja IP tu ditanya awal dwnk.
    setelahnya?
    softskilll..

    BalasHapus
  3. tu bang zener_lie....

    1. aku sekarang tinggal di jogja, dia tinggal dimataram...

    2.tmen2 mahasiwa,maksudnya, dulu lo,,,kan mereka pasti pernah terima rapor waktu skul dulu..

    3. tengs e lot......hehehe...

    :-)

    BalasHapus
  4. bagi saya bagi raport itu hal yang ditungu-tungu karena pingin cepat naik kelas, karena saya gak pernah gak dapat rangking waktu SD nyombong dikit gak papa kan heheheheh

    BalasHapus
  5. Dear KS :o)
    Thank you for your comment and...

    Happy New Year to you!
    May every great new day
    Bring you sweet surprises--
    A happiness buffet.


    Happy New Year to you,
    And when the new year’s done,
    May the next year be even better,
    Full of pleasure, joy and fun.

    XOXO Susan

    BalasHapus
  6. met taon baru.. lam kenal..

    BalasHapus
  7. Yach memang raport bukanlah segalanya...but at least dari raport itu merupakan sebuah rangkuman kinerja seseorang selama jangka waktu tertentu. Dari raport tersebut akan diperoleh feedback yang harapannya semoga dapat digunakan untuk memperbaiki apa yang kurang hari ini...
    Bukan untuk menghakimi atau menghukum tapi untuk refleksi diri dan perbaikan masa depan..
    Hehehe..itu tadi pembelaan dari seorang guru :)
    Lagipula ntar waktu dah kerja pun pasti akan ada appraisal atau penilaian kinerja yang notabene fungsinya sama dengan raport ...
    Cheers...
    En salam kenal

    BalasHapus
  8. lha kamu itu benernya ada di jogja apa di mataram?

    BalasHapus