/ 2008-12-11

IDUL ADHA BERSAMA JTMI UGM

Idul Adha kali ini, SKI JTMI selaku penyelenggara, mengadakan penyembelihan hewan qurban yang bertempat di Kulon Progo, arah selatan dari kota Wates. Suasana desa yang sejuk dan hijaunya yang masih perawan membuatku ngiler untuk merilekskan tubuh sejenak, melepas lelah dari segala jeratan aktifitas kampus. Sungguh pesona yang menggoda untuk bersantai sejenak. Mendung yang sejak malam bergelayang di atas area DIY, makin membikin suasana sejuk dan hijau menjadi lebih adem dan elegan. Kabut - kabut sawah yang turun disela - sela rumpun tanaman sawah sepertinya ingin mengajakku berpijak di pematang sawah sembari merentangkan tanganku selebar - lebarnya. Bukan Desa Biasa !.


Ada sekilas raut - raut muda nan polos terpancar dari sudut masjid. Berkerudung dan duduk tersipu. Kadang - kadang merasa heran lalu larut dalam bengong dan menatap. Suatu ketika mereka menjadi ceria dan bertepuk tangan, pecahlah suasana riuh gembira. Ada juga yang menyeletuk lalu dibalas derai tawa. Ada juga yang antusias dan pemberani, melibas semua dilema kuis yang dilontarkan oleh kakak - kakak pemandu. Pada saat pertanyaan ditumpahkan, serta merta mereka menuding langit, dan segeralah membahana kata: saya!. Ada yang tidak sabar, lantas membeberkan jawaban yang bergemuruh di kepalanya. Yang bisik - bisik pun semakin meragukan diskusi mereka. Namun mereka sadar, bisik - bisik bukanlah jalan yang tepat untuk mengutarakan pikiran dan merengkuh hadiah yang tersampul itu.

Di luar gedung masjid, hampir separuh lelaki dengan bangga menghunus pisau. Menentennya di tangan kanan dan berjalan bak pembunuh bayaran. Lalu mendekati sang korban yang sudah terkulai tak berdaya di bawah naungan pohon kelapa. Ternyata, sang korban sudah tak bernyawa dan tak berkepala. Tinggalah dia kini dengan si pemegang benda tajam tadi, sehingga tiada batas untuk menghujam dan lepaslah kulitnya dari bagian tubuh korbannya. Perlahan kemudian, sang korban tinggalah seongok tulang belulang, tanpa balutan daging--dagingnya pun sudah dirontokkan. Lalu dicacah tanpa ampun, sehingga jadi ratalah berat tubuhnya kini. Dan pada akhirnya, kantung plastiklah yang menjadi kulit untuk yang terakhir kalinya.

Dimanakah anda berqurban ?

2 komentar: