/ 2009-04-07

KISAH PAHIT UM UGM

Jika aku makan getah, maka engkau juga mesti makan getah. Wkwkwkw.


Ada apa nih? Kenapa dengan UM UGM? Aku tes UM lagi kah?
Wee, bentar dulu. Mendengar kata UM UGM, aku seperti memasuki lorong - lorong waktu yang dikanan-kirinya tertumpuk buku - buku kenangan, perlu waktu dan renungan untuk membukanya selembar demi selembar, dan menghayatinya, dimana makna dibalik itu, (opo iki).

Yaph. Kemarin minggu, wajah UGM carut marut. Bis - bis ber-nopol luar daerah (Jogja) memadati area UGM. Polisi pun dikerahkan mengatur lalu lintas demi kelancaran agenda tahunan itu. Maklum, acara tahunan, dan boleh jadi cuma sekali dalam seumur hidup (kan tes universitas cuma sekali, ya bisa saja berkali - kali kalau gak suka sama tempat kuliahnya). Hilir mudiklah pelajar kelas tiga menengah atas itu, bawa - bawa tas, kotak pensil, kotak kacamata, membawa kebingungan, keresahan, membawa tatapan mata menghujam ke setiap penjuru, siapa yang tahu orang - orang di sekitarnya (bahkan teman sekolahnya pun) adalah musuh bagi dirinya sendir. Berebutlah mereka pada kursi - kursi kuliah yang telah dijatah, yang telah dilelang dengan iuran - iuran yang menggiurkan.

Hah, kawan. Itu juga yang terjadi dua tahun lalu. Dua tahun lalu, aku terbang dari Mataram ke Jogja, dan itu terakhir kalinya aku terbang langsung ke Jogja karena kini rute itu telah dihapus dari kertas rutenya Garuda. Dua tahun yang lalu, aku nginep di daerah Tamsis. Dua tahun yang lalu, aku duduk berhadapan dan bertahan dari serangan dahsyat soal - soal UM UGM. Dua tahun yang lalu aku berpikir, sudahlah, ini tak lebih dari sekedar piknik singkat ke Jogja, jangan pasang harapan banyak - banyak, berpikir semua adalah saingan, semua adalah musuh yang harus dipenggal kepalanya. Tidak ada kawan, semua lawan.


Pahit memang, aku mengenang itu, mengenang ketika terpasung tanpa harapan yang pasti. Terjepit di antara mental yang membeku. Dan menyangka harapan itu adalah semu.

Malam itu yang bikin semua berubah. Duduk bersandar di tembok yang dingin dan lembab, ku coba meraih HP dan pesan singkat itu masuk. Tidak ada permohonan maaf sedikit pun. Dengan tidak sopan ia bilang : "Selamat.....". Aku tak tahu harus bilang apa. Aku tertawa kemudian menangis sejadi - jadinya. Ya, aku menangis. Aku sedang berpeci dan bersarung, dan aku menagis. Belum sempat aku baca ayat Al-Quran, belum sempat aku dirikan shalat tahajjud. Hanya wudu dan hanya (baru saja) meraih Al-Quran. Sungguh, baru niatpun, tapi sudah dibalas dengan hal yang sangat besar. Setengah jam, satu jam, belum selesai aku meratapi kemenganganku. Aku diam, kadang tertawa, dan langsung jatuh dalam buaian air mata.

Sekarang keadaan serba berbeda. Aku kini justru diberi kesempatan melihat wajah - wajah pucat dan gusar para pencari universitas. Pontang - panting. Apakah dulu aku begitu?

Ini adalah kisah pahit, tiada manis walau bermandikan gula.
Kisah pahit, tak harus mengundang duka.
Kisah pahit, yang buat aku bangga.

15 komentar:

  1. Wah kemarin anak saya yang pertama yaa ikut UM UGM, saya sebagai orang tua yaa cuma bisa berdoa, tapi yaa was-was juga sih...

    BalasHapus
  2. UGM sememangnya lembaga pendidikan yang sangat bagus. aku telah mencicipinya. sangat bermutu.
    hmmmm pengen aku balik ke UGM lagi. belajar lagi

    BalasHapus
  3. emm denger UGM jadi merinding, tempet kumpulan orang-orang hebat :o

    BalasHapus
  4. wah untung saya ndak pernah ikut ujian masuk univ he..he

    BalasHapus
  5. wahahaha..
    jadi tau kan dulu susahnya kaya apa..

    BalasHapus
  6. iya juga tuh... ya... itulah variasi kehidupan...

    BalasHapus
  7. kenapa ada pahit? karena ada manis...

    BalasHapus
  8. Salam kenal nih buat semuanya terutama ownernya….

    Perdana nih masuk kemari,

    Semoga sukses yaaa, makin sukses, makin heboh, makin aja deh pokoknya…….

    Tetap semangat ngeblogg ya…

    BalasHapus
  9. berpahit-pahit dahulu, bersenang-senang kemudian..

    dibalik kisah pahit itu kebahagiaan kan datang..

    bersabar 'n bertawaQal lah.. :)

    BalasHapus
  10. Sekedar blogwalking..., eh nemu um ugm ini....

    BalasHapus
  11. UGM?? wow salah satu universitas impian
    apa saya kelak bisa masuk ke sana ya? :?

    BalasHapus
  12. Paling nggak ada manis & pahitnya, nggak cuma pahit atau maniz aja, kayak permen nano2... :))

    BalasHapus
  13. teringat 3 tahun yang lalu saya berjuang di UM-UGM

    BalasHapus
  14. puji Tuhan saya gak tertarik dengan UM UGM dan memilih utk SPMB

    BalasHapus
  15. subhanallah...

    mengharukan
    sepertinya aku bisa membayangkan adegan waktu menangis itu

    SELAMAT..!!!

    SEMOGA SUKSES!!
    :)
    KEEP WRITING!

    BalasHapus