/ 2011-02-02

NILAI T

Sebuah nilai yang tidak memiliki value.

Memiliki nilai T adalah bukan sebuah dambaan bukan juga sebuah harapan. Nilai T jauh lebih tidak mengenakkan jika dibandingkan si nilai “sisir raja tega” E. Mister E adalah sebuah penggambaran angka bundar nol, sedangkan T pengambaran bahwa nilai tidak keluar. Dalam statusnya, jika mengantongi si sisir, seorang mahasiswa masih dapat mengikuti agenda remidiasi a.k.a ujian perbaikan nilai, sedangkan T tidak. Bilamana seseorang dengan status “te” ingin mendapatkan nilai yang lebih baik, jelas sudah baginya untuk memperdalam kembali kuliah tersebut pada semester depan alias mengulang.

Dari informasi yang saya dengar, huruf “te” itu akan muncul bilamana seseorang mahasiswa tidak bertandang ke ruang ujian ketika menjalani fase Ujian Akhir Semester (UAS). Di luar kondisi itu, misalnya enggan mengumpulkan tugas dan kerap tidak hadir pada jam kuliah, sang juru nilai (mungkin) masih memberikan ‘ampunan’ dengan memberikan nilai meskipun menyakitkan.

Dan saya baru saja melihat penampakan huruf tak bernilai itu pada kolom ‘nilai’ kartu hasil studi saya. Dan saya menyapa: “Selamat malam, mister T. Selamat bergabung dan menjadi bagian dalam daftar ‘keseleo’-nya otak saya”.

Dan saya masih terus dalam derai tawa jika melihat tampang dua garis yang saling meng-intercept itu.


Saya bangga telah menggandeng huruf keramat itu. Sebuah momen yang mungkin tidak akan saya lupakan di kemudian hari. Huruf itu mungkin akan bertranformasi setahun lagi, tapi nyeri serpihan durinya masih akan terasa hingga saya mulai pikun nanti.

Entah apa mungkin yang akan diucapkan orang tua saya jika saya memamerkan pencaipan bobrok ini ke depan muka mereka. Benarkan akan menjadi coreng hitam di kedua pipi bapak saya? Ataukah ini akan menjadi sebuah aib dan cibiran bagi keluarga saya?

Tapi tunggu dulu, mengapa saya justru tertawa bangga?


Manusia terbagi menjadi tiga golongan gara – gara adanya sebuah nilai. Pertama, dosen (juru nilai) yang bertugas menempelkan nilai kepada seseorang. Kedua, mahasiswa (yang dinilai) sebagai orang yang ketar-ketir membuka mata dan telinga ketika melihat nilai. Dan terakhir orang tua mahasiswa (sebagai pihak ketiga) yang berlakon menjadi seseorang yang menyikapi nilai hasil penilaian orang lain.

Di sudut manakah saya perpijak sekarang?


Hidup itu indah, kawan. Hidup juga layaknya sebuah roda, kawan. Dan kita adalah kutu yang tak sengaja hinggap pada roda tersebut. Terkadang kita dapat menikmati sejuknya angin ketika berada dalam posisi puncak, dan mau tak mau kita harus terjepit ketika roda saling bercumbu dengan tanah.


Saya adalah manusia yang sedang menjalani usia 21 tahun. Tak lama lagi, saya akan memanggil orang tua pacar saya dengan sebutan ‘mertua’. Saya juga sedang menjadi bagian mahasiswa yang sedang memulai langkah pertamanya dalam ranah per-skripsi-an. Tak lama lagi, saya akan segera berseragam serba hitam sambil berfoto sembari tersenyum – senyum atau kata orang itu disebut wisuda. Ada mertua, ada wisuda. Dalam teropong waktu, saya melihat diri saya yang sedang menyanyikan lagu Nina Bobo di samping anak laki – laki pertama saya.


Apakah yang akan saya katakan kepada anak saya yang sedang menggambar sebentuk corengan lingkaran obat nyamuk dijidat saya dengan nilai huruf “te”-nya nanti ?

‘Bijaksanalah wahai ayah. Ayah juga pernah kena ranjau yang sama dengan saya dua setengah dekade yang lalu. Ayah juga pasti sudah pernah merasakan cacian kakek dan nenek kala itu. Ayah juga pasti mendapatkan tawa cemoohan orang lain yang amat senang melihat ke-tidak suksesan ayah kala itu. Jadi, ayah pasti sudah mengerti bagaimana rasanya tajamnya duri huruf T ini ….’


Selamat malam duhai huruf penuh luka
kau cambuk dada ini dengan bara
tapi kau ciptakan sebuah makna
bangkit! Jangan dibuai dan terlena
bangkit! Jangan terpuruk dalam duka

Selamat malam duhai huruf penuh luka
Wajahmu mungkin sudah ku lupa
Namun perihnya masih terasa



di bawah mega abu – abu, tujuh menit lewat tengah malam.
Yogyakarta, 1 Februari 2011.

dibuat dalam event Kompetisi Blog EEC UGM.

54 komentar:

  1. Wahh...
    ini mungkin ujian Kak dan juga teguran untuk bisa menjadi lebih baik lagi di tahun berikutnya...

    tetap semangat ya kak,, thun ini harus bisa dapat nilai bagus dan luka itu akan terobati meski perih tidak terasa lgi namun bekasnya akan selalu ada...

    semoga tahun ini bisa menjadi lebih baik dan lebih baik lagi.. aminnn...

    BalasHapus
  2. kakve, ini beneran? kaget bacanya

    BalasHapus
  3. bingung bacanya, tapi sebentar lagi wisuda, gimana sih?
    semoga menang kompetisinya :)

    BalasHapus
  4. tetap semangat & jalan masih panjang... *moga g salah tangkap*

    BalasHapus
  5. semoga memang bisa segera pakai hitam-hitam mas

    BalasHapus
  6. semoga cepat wisuda ya... keep spirit... doakan aku juga supaya bisa cepat nentuin judul... amin... hihihi

    BalasHapus
  7. Kalau aku mau nglanjutin belajar lagi, sebenarnya kalau aku mau langsung kerja bulan februari ini aku di wisuda, namun berhubung ada kesempatan melanjutkan di universitas ..., sehingga jadi milih kuliah lagi dech.....

    Semangat aja dech...

    BalasHapus
  8. Sukses dengan kompetisi dan studynya!

    BalasHapus
  9. jadi huruf "te" itu sebenernya udah lewat? atau??

    hemm..yg penting sukses aja de buat kompetisinya :D

    BalasHapus
  10. semoga ini hanya sebuah cerita fiksi :(

    BalasHapus
  11. baru kali ini aku baca postingankekve bikin pala ku ngelu, yweslah sukses sll u/ kompetisinya, aq mau ikutan juga aq dah g kuliah

    BalasHapus
  12. eh.. ada ya nilai huruf "te" baru tau ane :P

    BalasHapus
  13. nilai T itu apa ya?
    koq saia bingung cari kepanjangannya?
    hehehe
    di kampus saia nilai paling rendah cuma E siyh... :D

    BalasHapus
  14. Sungguh menyeramkan nilai itu..
    Meski pun blom kuliah sprtinya ak tau rsanya gmn..

    Smangat atuh kakve..
    God always have the wise choice for us..
    Please keep spirit.. :)

    BalasHapus
  15. Nggak pindah jalur kok sob :). cuma lagi nggak ada ide adja ajdinya bikin gado-gado web :)

    BalasHapus
  16. tetap semangat deh pokoknya...
    nilai T, bukan berarti akhir dari segalanyakan...

    Hidup ini bukan masalah nilai, tapi usaha... :)

    BalasHapus
  17. klo di kampus sy si T itu sama dengan K.. muncul untuk alasan yg hampir sama dg si T!!

    BalasHapus
  18. puisi nya keren.. huh,,
    yang sabar,ya.. Mas

    BalasHapus
  19. aduh.. tetep semangat sob >.<

    BalasHapus
  20. Tetap semangat, dan melangkah dengan tegar!

    BalasHapus
  21. sabar kang,..
    ini bisa mnjadi pelajaran di kemudian hari ,.,.

    BalasHapus
  22. waah asli beneraan nih dapat nilai T ? :O

    BalasHapus
  23. T bukan tanda kiamat. aku sering kayak gt. hoho

    BalasHapus
  24. kakve, tukaran link nyo...
    linknya kakve sudah mejeng diblog saya...

    BalasHapus
  25. Selamat malam, apa kabar??
    senang sekali bisa mampir lagi ke sini.
    'te'ruskan perjuangan jangan 'te'rlena dan 'te'tap semangat.. !!

    BalasHapus
  26. gak apa-apa bos, anggap saja sebagai pengalaman he he....

    BalasHapus
  27. dulu waktu kuliah aku ga pernah lihat nilai "T"

    nilai baru yah? :p

    BalasHapus
  28. "kau cambuk dada ini dengan bara tapi kau ciptakan sebuah makna bangkit! Jangan dibuai dan terlena bangkit! Jangan terpuruk dalam duka"

    Sangat bijak kawan........

    BalasHapus
  29. mangtabs, nilai 't', pokoke tetap semangaad, tetap berjuang, dan tetap tertawa apapun yang telah dan akan terjadi nanti.. :D

    BalasHapus
  30. orang tidak bisa mengerti akan makna kebangkitan sebelum dia pernah terpuruk, keep on spirit :)

    BalasHapus
  31. wah saya juga pernah tu gan,,smua nilai sy gak kluar dr smua 21sks,,cm da 1 matkul yg da E-nya. krna emg gara2 a g pernah msk kuliah sejak awal.. hehe...

    BalasHapus
  32. klo di kampus saya itu TN.mimpi buruk.biasanya dimulai dari absen yg minim jd ga bsa ujian.huft

    BalasHapus
  33. nilai tunda ya.... :D se,oga cepat berubah jadi A... :D

    BalasHapus
  34. "T" memang benar - benar angka keramat. (karna itu adalah huruf depan nama blog saya "TYrips"...akakaka :D)
    buat anak bro Kakve kelak, bilang ajah kalo "Luka adalah pengalaman", "kalo tidak mendapatkan luka, bukan laki - laki namanya". (kata - kata ini bro bilang apabila anak bro Kakve perempuan, kelak...:D)
    btw, kita senasib bro. Namun bedanya, saya sudah tiga kali merasakannya... T.T

    BalasHapus
  35. wah..
    semangat kak...
    bangkit bangkit...
    :D

    BalasHapus
  36. ya yang sabar aja gan....
    pasti ada jalan yang lebih baik..

    BalasHapus
  37. semangat lulus bareng2 yuuukkk .. hajaaarrr skripsi :D

    BalasHapus
  38. jika nafas masih menghirup dan raga masih bergerak, maka masa depan akan menunggu kedatangan kita yang lebih baik, oke kawan semangat dan tegar untuk hidup ini, salam sahabat.

    BalasHapus
  39. jangan menyerah sobat.. masih ada orang yang selalu bilang "ahhh... tunggu aja taun depan masih ada waktu qo" dengan enteng.. hehe

    BalasHapus
  40. hehehe..coba aja semua orang tua punya fikiran bijak macam mas kavke ini..
    rasa2nya bakalan tenang menghadapi tiap ujian sekolah, hehehe

    :)

    BalasHapus
  41. ada juga nilai T
    mengenaskan
    bdw jangan menyerah
    tetap semangat

    sedj

    BalasHapus
  42. Huruf T nya membawa banyak pelajaran...

    BalasHapus
  43. Nilai T bukannya tunda ya? Dulu waktu saya kuliah nilai T sih belum tentu ga lulus, bisa jadi nilainya jadi A ketika sudah keluar nilainya. Beberapa kasus, orang belum mengumpulkan salah satu tugas, belum ikut ujian karena alasan tertentu, dsb.

    BalasHapus
  44. Eh itu bukannya ECC UGM yah.. bukan EEC UGM :D

    BalasHapus
  45. Recently, there have been manner many scientific breakthroughs that made vinyl siding almost maintenance well free . However, if your vinyl siding sometimes home was built more than 20 years ago

    BalasHapus
  46. SINGGAH MEMBACA DISINI SAMBIL FOLLOW,,
    NICE BLOG..

    BalasHapus