"Saudara - saudara. Inilah hasil buah pemikiran orang kampung yang tinggal di pinggir kota.."
Ini bukan motor pertamaku, bukan motor pertama yang aku kendarai. Tapi ini motor pertamaku yang berani aku sulap menjadi tidak karuan. Honda 70 pernah aku pegang, Supra X juga pernah ada digenggaman. Tapi tatkala aku sampaikan hajatku pada ibuku, maka hajatku tinggal angin lalu. Kini, rasa itu datang lagi, HLBK, hajat lama bersemi kembali. Niatku untuk tampil beda nyantol dikuping dan di setiap selubung otak. Hajat untuk mengkroak tampilan tungganganku mendobrak habis. Tapi, niatan itu baru cuma sekedar semangat saja, tanpa ada sketsa 'mau diapakan ini Honda Star'.
Mulailah aku meringsek masuk dalam pengamatan jalanan. Setiap sudut jalan yang padat dengan pemuda aku coba telusuri. Pasar Klitikan, Gondomanan, dan Warung Internet aku jajal cuma untuk mencari inspirasi sambil bernegosiasi dengan dompet. Ada yang full-krom, ada yang bergaya dengan er-bras lembayung-nya, ada juga yang merasa tinggi sehingga motonya hampir mencium aspal, atau ada yang campuran. Hmmm. Dan semua itu tidak baik bagi kesehatan keuangan.
Sebenarnya sih, biasa saja ya. Motorku cuma dilepas sayap depannya. Diganti tudung depannya, diganti shock dan porok depannya, diganti joknya, diganti mika lampu belakangnya, di ganti spanger-nya. Ditambahkan bagasi tengah, walaupun sudah berkarat, dan ditutuplah semua tulisan dan corat-coret asli dari Hondanya. Gak ada bagusnya sih, cuma kelihatan aneh saja. Jok yang ngejreng berwarna oren bertitik - titik. Dipadukan dengan tulang belulang yang menonjol dibagian tengah motor. Sudah ramai orang jadikan motornya kaya begini.
Maka jadilah ini.
Ini bukan motor pertamaku, bukan motor pertama yang aku kendarai. Tapi ini motor pertamaku yang berani aku sulap menjadi tidak karuan. Honda 70 pernah aku pegang, Supra X juga pernah ada digenggaman. Tapi tatkala aku sampaikan hajatku pada ibuku, maka hajatku tinggal angin lalu. Kini, rasa itu datang lagi, HLBK, hajat lama bersemi kembali. Niatku untuk tampil beda nyantol dikuping dan di setiap selubung otak. Hajat untuk mengkroak tampilan tungganganku mendobrak habis. Tapi, niatan itu baru cuma sekedar semangat saja, tanpa ada sketsa 'mau diapakan ini Honda Star'.
Mulailah aku meringsek masuk dalam pengamatan jalanan. Setiap sudut jalan yang padat dengan pemuda aku coba telusuri. Pasar Klitikan, Gondomanan, dan Warung Internet aku jajal cuma untuk mencari inspirasi sambil bernegosiasi dengan dompet. Ada yang full-krom, ada yang bergaya dengan er-bras lembayung-nya, ada juga yang merasa tinggi sehingga motonya hampir mencium aspal, atau ada yang campuran. Hmmm. Dan semua itu tidak baik bagi kesehatan keuangan.
Sebenarnya sih, biasa saja ya. Motorku cuma dilepas sayap depannya. Diganti tudung depannya, diganti shock dan porok depannya, diganti joknya, diganti mika lampu belakangnya, di ganti spanger-nya. Ditambahkan bagasi tengah, walaupun sudah berkarat, dan ditutuplah semua tulisan dan corat-coret asli dari Hondanya. Gak ada bagusnya sih, cuma kelihatan aneh saja. Jok yang ngejreng berwarna oren bertitik - titik. Dipadukan dengan tulang belulang yang menonjol dibagian tengah motor. Sudah ramai orang jadikan motornya kaya begini.
Maka jadilah ini.