/ 2012-07-11

MENDIGITALKAN INDONESIA


Seperangkat laptop memutar lagu berjudul Berdua Saja milik kelompok Payung Teduh dengan format mp3. Di sisi lain, telepon genggam komat kamit ketika pesan singkat dari seorang kawan ingin mengajak memburu sunset di pinggir pantai; ingin membingkainya dalam sebatang file JPEG. Di luar kamar, MetroTv sedang mengudara. Sedangkan saya harus update status di Facebook : " Androidku masih dalam mimpi".

Satu satunya benda yang masih harus dinikmati secara manual disini adalah seperangkat gitar dan senarnya tinggal lima.

Mendefinisikan (Belajar Menjadi 'Digital')
Memulai tulisan ini saja saya sudah harus bergumul dengan media digital. Nokia 3120 Classic, koneksi GPRS sebuah kartu GSM prabayar, dan Operamini versi java menjadi modal awal untuk menerjemahkan kata teknologi serta digital. Kemudian menyerahkannya kepada website yang memberikan layanan cuma cuma untuk KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia).

di-gi-tal : berhubungan dengan angka-angka untuk sistem perhitungan tertentu; berhubungan dengan penomoran


tek-no-lo-gi : 1 metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis; ilmu pengetahuan terapan; 2 keseluruhan sarana untuk menyediakan barang barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia

Sebagai orang awam perkara linguistik, saya mengatakan : "mudah bukan mencari arti kata.. ?". Langkah satu sudah berhasil, artinya saya sudah bisa belajar bagaimana menggunakan dunia digital.


Teknologi Digital
Bagi saya, digital tidak hanya terkotak pada kawasan internet. Kamera digital? Jam digital? bahkan drum digital pun telah tercipta. Hanya saja, pada detik ini kita yang terlanjur mematok harga mati bahwa 'ini lho internet, dunia digital bro!'.

Mendigitalkan Pelosok
Saya mengharap betul jika anda sekarang segera membuka peta Republik kita tercinta ini. Segera tunjukan daerah Indonesia yang disebut pelosok!. Kalimantan pojok atas? Leher Sulawesi? Sumatra di punggung gunung? Di tengah perut Papua?.

Lihat, betapa enak kita menuding hidung saudara sebangsa ini dan mengatakan : "Selamat, anda hidup terjebak di pelosok!".

Tentang Pelosok
Suatu hari ketika saya tengah menjalani program Kuliah Kerja Nyata di pulau kelahiran saya, Lombok, hati saya hampir meledak. Saya sempat bertugas untuk membina sekelompok siswa siswi dekil tanpa alas kaki untuk menegakkan langkah dan melantangkan suara demi meraih gelar juara gerak jalan indah. Hampir mustahil memang. Sebab jika menoleh ke belakang pada setiap kompetisi yang bergulir, mereka ini hanya sebatas bahan ejekan bagi ribuan pasang mata para penonton di tepian aspal yang abu abu.

Siswa siswi ini jauh dari keberuntungan karena berada di kaki gunung, jauh dari gedebak-gedebuk dunia kota, bertemankan sawah, berkawan layang layang, sekantung gundu, kadang kadang juga pelepah pisang, dan segala kesukaran untuk meraih predikat manusia modern. Wajar saja jika teriakan dan ejekan itu tidak lagi mampu menembus liang perasaan mereka; karena mereka sudah kebal. Mereka sudah tuli; tidak peduli.

Tetapi ketika saya harus memutar otak guna melatih prajurit junior ini atau yang lebih tepatnya mirip orang orangan sawah, saya jadi teringat apa yang disebut dengan Youtube. Mengapa saya tidak memupuk semangat mereka dengan menyaksikan kegagahan pawai gerak jalan yang beredar di internet saja. Dan mengkombinasikannya disini, agar mereka juga bisa tampil lebih percaya diri dengan gerakan gerakan variasi nan indah gagah.

Saat pengumuman, kami juara dua tingkat kecamatan.



Gambar : saya dan prajurit junior gerak jalan indah

Penutup: Pelosok
Indonesia tidak hanya Jakarta. Indonesia juga tidak sebatas ibu kota provinsi. Kita adalah negara berbatas air dan bumi. Di sudut jauh sana, masih banyak mereka yang penuh tanya : apa itu digitalisasi?

Mendigitalkan Kaum Tua
Bapak/ibu anda gemar berlama lama di depan layar Facebook? Jika iya, maka beruntunglah anda. Anda dapat dikontrol dengan siapa anda sedang menjalin cinta. Dewi? Ratna? ataukah Anton?.

Tentang Kaum Tua
Baru baru ini, anda mungkin yang sebagai orang tua, tengah sibuk dilanda galau : kemana anak saya ingin melanjutkan sekolah?. Saya juga mengalami hal yang serupa, hanya saja orang yang ingin melanjutkan sekolah adalah adik bungsu saya.

Di sebuah selasar sekolah menengah pertama, saya menggandeng adik saya untuk mendekati meja panitia penerimaan siswa baru. Namun sejurus kemudian, seorang bapak bapak dengan baju batik bertanya pada saya dengan nada penuh bingung : "Apakah yang anda bawa itu?. Secarik kertas yang tampaknya tidak lazim dibawa oleh pendaftar pendaftar lain"

Saya lantas mengatakan : "Ini adalah formulir hasil input data online, langkah pertama sebelum mendaftar disini". Bapak itu mengerutkan kening. Barangkali masih berusaha mencerna lebih dalam lagi apakah yang dimaksud dengan online. Yang lain mulai riuh, terprovokasi kata kata. Ada yang menggebrak meja, ada yang mengumbar amarah. Pokoknya segalanya tumpah; memarahi betapa bebalnya mereka terhadap dunia yang semakin gila.

Pendaftaran sekolah kali ini, bagi saya, cukup berbeda. Calon siswa diharuskan untuk menginput data terlebih dahulu, seperti nama, asal sekolah, dan tentu saja nilai hasil ujian nasionalnya, kepada sebuah website penerimaan resmi milik dinas pendidikan pemerintah kota. Setelah hal tersebut dilakukan, baru kemudian datang untuk mem-verifikasi pada sekolah tujuan. Hal terakhir yang dilakukan adalah duduk menunggu di depan monitor apakah nama anak tersebut masuk ke dalam daftar yang terseleksi berdasarkan urutan/ranking nilai ujian nasional. Dan pergeseran nama nama itu berlangsung secara online.

Ini adalah arena kecil bursa komoditas siswa siswi berprestasi untuk dijudi. Siapa saja sudah bakal tahu siapa sosok yang berada di tangga puncak ranking, duduk manis tanpa harus terganggu untuk tergeser; yang artinya sudah siap untuk diterima pada sekolah tersebut. Sedangkan, yang berada di bawah pasang muka tegang. Siap siap cabut berkas, angkat kaki, input data kembali, dan segera mencari meja pendaftaran lain.

Adik saya mendapat peringkat 6 dari 306 siswa yang diterima (namun bukan pada gambar di bawah ini). Sedang Bapak yang tadi sudah tidak nampak lagi.

Gambar : Screenshoot Website Penerimaan Siswa Baru Kota Mataram 2012

Penutup : Kaum Tua
Masuknya era digital yang sangat cepat tidak mampu memaksa sebagian kaum tua untuk belajar lagi. Tapi kita sebagai yang muda, yang masih separuh terisi gelasnya, malah jauh larut menjadi bagian digitalisasi; saya tidak bingung tuh ketika harus melakukan pendaftaran online karena saya sudah sangat terbiasa bercengkrama dengan Firefox. Sebuah ketimpangan di antara batas zaman.

Seperti saya ini, orang tua saya sama sekali buta akan Facebook, apalagi jika harus diminta memberikan hastag atau nge-retweet ocehan orang. Saya harus mendirikan tubuh saya sendirian untuk tegar, kokoh, serta selektif terhadap digitalisasi ini. Tanpa panutan. Hanya akal guna menutup nafsu serta agama sebagai lentera yang mendampingi saya melangkah pada setapak kabut : internet.


Manfaat Teknologi Digital
Saya tidak perlu membubuhkan kata 'di Indonesia' pada tulisan di atas ini. Indonesia terlalu gemuk bagi saya untuk dijabarkan. Biarlah 'Peranan Teknologi Digital' ini hanya sebatas frase kecil dalam hidup saya. Toh, saya juga tidak mampu membayangkan apapun yang sejatinya saya tidak bisa rasakan manfaatnya.

Teknologi digital telah memberikan senyum kepada anak anak kumel di pelosok kaki gunung itu. Mereka kini duduk bangga dihadapan piala pertamanya. Tersenyum manis, merasa puas sudah bisa mengalahkan keberingasan anak anak kota. Dan menjadi saksi bahwa zaman menggeser kepada genggamannya.

Teknologi digital juga telah memudahkan para orang tua untuk memantau perkembangan posisi anaknya di atas meja judi penerimaan siswa baru. Tidak ada lagi repot repot membawa stopmap banyak banyak. Tidak juga perlu lagi mencari informasi yang masih samar. Semua sudah jelas. Bahkan sesuai dengan harapan.

Mendigitalisasikan Indonesia
Mendigitalkan Indonesia menjadi ribuam file lantas diunggah dalam internet dapat mendatangkan manfaat tersendiri. Foto foto, berita, cerita, kesan, video, sildeshow, dapat menjadi senapan bagi Indonesia dalam memperkenalkan budaya ke dunia.

'Indonesia dalam digital' juga akan membuat semua persoalan lancar. E-KTP dan database siswa sekolah contohnya. Semua ingin dibuat menjadi satu, tidak perlu kertas tidak perlu berkas. Toko atau kedai online juga akan menjadi tombak baru industri kreatif Indonesia. Forum online akan mempersatukan Indonesia tanpa batas antara laut dan bibir daratan.

Mendigitalkan Indonesia juga berarti meremajakan lagi budaya lama kita. Seperti kisah antara saya, sajak, dan internet. Saya tidak perlu repot lagi mencari kumpulan sajak Sutardji dan Chairil Anwar di toko buku atau juga sajak indah para blogger lain ketika menyulam kata menjadi serangkai prosa. Semua sudah dilimpahkan pada internet. Tinggal bagaimana kita mengais dan eureka! saya menemukannya.

Mendigitalkan Indonesia dapat menuai beribu manfaat. Tapi, apakah kita sebagai mayoritas kaum melek teknologi sudah siap dengan hal itu? Membawanya ke dalam kualitas, bukan justru mengubur harapan untuk menjadi lebih baik.

Saya Heran
Saya menumpahkan ide ini pada sebuah menu text editor pada Ubuntu 11.10 milik saya. Tapi saya tidak menemukan titik dimana saya harus membalik bahkan mengganti kertas yang menjadi batas barisan kalimat saya; tidak seperti saat saya menorehkan sekarung kata di lembar kertas kertas kuarto bertintakan pena. Garis kedip kedip itu terus menuntut dan mencekat saya dalam lautan kata; saya tidak tahu harus mengakhiri pada bait mana.


Apakah ini artinya saya masih kurang fasih menggunakan media digital; masih tergantung pada yang manual?

Apakah ini problema digitalisasi yang terlalu dini?


Lagu Berdua Saja sudah berputar untuk ketiga belas kali, tiada henti.

gambar dicolong dari sini : http://www.prodigi.asia/blog/wp-content/uploads/2010/12/garuda-wall.jpg

Artikel ini dipublikasikan untuk mengikuti kontes blog Pemanfaatan Teknologi Digital Untuk Indonesia yang diadakan oleh Komunitas Ngawur yang bekerja sama dengan Pusat Teknologi dan Blogger Nusantara.




Presented by Ngawur
Powered by Pusat Teknologi

131 komentar:

  1. sekarang semua nya serba digital sob, kemajuan teknologi sudah banyak membawa perubahan, tak pandang umur ataupun genre

    BalasHapus
  2. prajurit junioorrr, hebaaat. selamat ya... (saya jadi teringat film laskar pelangi).

    juga selamat untuk prestasi adinda yang ada di peringkat 6 penerimaan siswa baru. hebaaat.

    semoga kontesnya menang, Mas!

    BalasHapus
  3. Support sob... :)
    Tetep semabfat abg good luck!

    BalasHapus
  4. agar indonesia menjadi jelas dan gamblang ya
    cuma ada nol dan satu, gelap dan terang, benar dan salah
    tanpa ada nilai remang remang...

    BalasHapus
  5. mendigitalkan indonesia alias warganya, tapi tidak berarti setiap saat bersinggungan dengan internet karena orang2 google pun membatasi anaknya agar tidak tergantung pada google :)

    anyway, sukses kontesnya ^^

    BalasHapus
  6. tapi hidup itu kan bukan sekedar nol dan satu doang
    ada banyak sisi yang tidak bisa dibikin digital yang saklek
    masih diperlukan kearifan lokal yang bersifat analog dan membutuhkan pemikiran kemanusiaan...

    BalasHapus
  7. mungkin kamu mengalami digitalisasi dini :P
    #halah #abaikan

    BalasHapus
  8. Sebuah cerita pengalaman yg luar biasa yg patut di acungin jempol..

    BalasHapus
  9. ampun lumayan panjang sob...!, btw soal gerak jalan itu sobat yg mengaturx ya..? salut deh...!, sampe2 dpt juara 2... *smile

    BalasHapus
  10. wah tulisannya mantab..belum bisa saya nulis yg kayak beginian..moga menang ya..

    BalasHapus
  11. era digitalisasi, memang sepertinya tidak dapat kita bendung, namun bagaimana kita menggunakannya kepada hal-hal yang berguna untuk kemajuan dan pengembangan dalam kehidupan kita.

    BalasHapus
  12. Succes bang yee..
    gw ngga terlalu ngerti dunia gituan #gaptek

    BalasHapus
  13. salamt mas dapat juara 2
    hehe.... good luck

    BalasHapus
  14. Yah saya cuma bisa ngedukung dari sini saja, mangap-mangap baca pendigitalan ini.

    Goodluck lah kawan buat kontesnya :)

    BalasHapus
  15. sekarang serba digital, itu membuat mudah kita dalam olah grafis

    BalasHapus
  16. sepakat komentar Kang Rawin, digitalisasi dalam segala sektor kehidupan adalah hal yang tidak bisa dihindarkan karena dengan itu segala kemudahan bisa terambil. Dan jika sisi sosial tidak disertakan tentu akan menjadi problem

    BalasHapus
  17. sanga2 menginspirasi para pemuda Indonesia

    BalasHapus
  18. ehm, membawa perubahan dengan digitalisasi.

    keren pembahasannya, berbau sastra sedikit.. mantap, sukses ya untuk lomba nya.

    BalasHapus
  19. Mendigitalkan indonesia...oh so sweet..
    Kemajuan teknologi dan suatu perubahan ,
    mata harus tetap terbuka untk perubhan itu...

    BalasHapus
  20. wihihihi
    dunia tanpa batas hhe

    BalasHapus
  21. wah bener setuju sekali bro.. Indonesia bukan cuma di Jakarta. pelosok sana juga Indonesia sebaiknya jangandi bedakan terlalu jauh gitu. hohoh


    dan btw selamat ya udah juara dalam lombanya. hueheheh

    BalasHapus
  22. mantap nih , tunjukin ke dunia bahwa teknologi di indonesia tidak terlalu terbelakang :D

    BalasHapus
  23. Indonesia sudah semakin maju dengan melahirkan putra2 bangsa yang cerdas.. :)

    BalasHapus
  24. salut untuk adik2 prajurit junior nya nih, salut juga untuk yang melatihnya...hehe

    BalasHapus
  25. Tahun semakin naik,masa juga berubah. generasi kian bertambah dan tentunya pasti akan ada perubahan2 baru yg lebih hebat.

    sukses buat kontesnya ya.. :)

    BalasHapus
  26. iya, beruntung ya aku mengenal dunia internet.
    sukses dah kontesnya...

    BalasHapus
  27. sukses ya dengan kontesnyaaaa...

    saya sih gaptek total...

    :D

    BalasHapus
  28. Tidak harus semuanya digital, misalnya bagaimana rasanya manga, bagaimana rasanya memegang pohon dst..jadi ambil sisi baiknya saja. Namun yang perlu diperhatikan bagaimana menekankan masusia menjadi manusia seutuhnya, yaitu manusia sosial yang berempati dengan sesama. Moga sukses selalu dan selamat atas jerih payahnya untuk anak bangsa! Salam Jos dari Magetan

    BalasHapus
  29. gambar garudanya bagus gan. dan nama saya juga jadi ilustrasi yah,hehee..

    Komplit penjelasanya tentang manfaat dunia digital di Indonesia.

    BalasHapus
  30. manteb... sudah mulai maju ya ...
    semoga didesaku juga kecipretan kmajuan teknologi...
    biar ga gaptek :D

    BalasHapus
  31. wooowww, super nih artikelnya...
    ide yang di tuangkan pas banget...
    semoga menang kontesnya sob :))

    BalasHapus
  32. Sekaran udah jamanya digital yaa sobbb. sampe semuanya dikitall. ajibb dah

    BalasHapus
  33. Selalu Suport you

    Dont forget suport me yaa

    BalasHapus
  34. Perbedaan zaman yang semakin pesat. Bebalnya beberapa kaum tua menjadi pelajaran bagi kita untuk senantiasa update dengan perkembangan jaman. Sayangnya beberapa dari kita pun mulai menunjukkan sikap bebal dengan apa yang ada, mulai memimpikan dunia saat kita masih muda :)

    BalasHapus
  35. Bicara soal digital pasti ujung-ujungnya teknologi, karena salah satu hasil berkembangnya teknologi adalah karena digital, dengan teknologi digital apapun pekerjaannya semua serba dimudahkan dan modern tentunya. Suport sobat disini Good luck!!

    BalasHapus
  36. mantap artikel nya sob,salut dengan para prajurit juniornya yang berhasil menjadi juara dua.

    BalasHapus
  37. . . wachhhhhhhhhhhhhh,, lagi ikutan kontes nich. GudLuck kawan . .

    BalasHapus
  38. Semuanya sekarang serba digital...
    Dunia digital masa sekarang, jauh berbeda tatkala waktu kecilku...
    Anak kecil aja udah pegang gadget...

    BalasHapus
  39. dunia digital.
    di tahun 2030 kira kira jadi dunia apalagi ya ?

    BalasHapus
  40. kamu hebat. Salut. Bangga gue

    BalasHapus
  41. Ooo, jadi begitu...

    ngomong-ngomong emang lagi ngomongin apa yak??

    BalasHapus
  42. Lupa mau ikutan lomba blog ini! Hmmm... Deretan kata2mu hebring, euy! Bakal gak ketahuan mana pelosok mana bukan! Smua serba digital! ;-)

    BalasHapus
  43. Saya termasuk generasi tua yang sedikit puya rasa ingain tahu dengan tekhnologi digital. Meskipu tidak punya modal sama sekali dengan yang namanya digital, namun dengan adanya internet sedikit demi sedikit menjadi eksis dan gaul :D

    Salam hangat serta jabat erat selalu dari Tabanan

    BalasHapus
  44. Tulisan ini membuat saya sejenak terdiam dan menghela nafas panjang. Selalu saja ada 2 sisi dalam sebuah perkembangan kehidupan. Ada dimana kita adalah pilihan kita sendiri. Sebab hidup adalah pilihan. Saya memilih menggunakan era digital sesuai kebutuhan. Tdk memaksakan diri utk sama dan selalu mengikuti kepesatan kemajuannya.

    Selamat ya mas sdh mengantarkan anak-anak pelosok menang dalam lomba kecamatan.

    BalasHapus
  45. kalau mau mendigitalkan indonesia,harus kerja sama dengan Google wajib kalau mau arah'a kesana
    tp semua tergantung pemerintah,mau dibawa ke arah mana maju atau mundur kah

    BalasHapus
  46. ayo digitalkan manusia, memausiakan digital, eh ..bisa gak ya ..??? hihihiiy :D
    sukses bro kontes nya :D

    BalasHapus
  47. Tapi bagi saya pribadi era digital ini mempunyai banyak manfaat,tapi tergantung si manusianya sendiri juga.

    BalasHapus
  48. wah bisa dpt juara 2. keren...

    BalasHapus
  49. saya setuju sekali dengan opini mas affanibnu

    BalasHapus
  50. Sya sngat stuju ....

    ini zaman digital atau teknologi

    BalasHapus
  51. wahh,, berkelas banget neh artikel,,
    gaya bahasa yang elegant,,juga informasi yang di sampaikan mudah ntuk di cerna
    muga menang ae gan kontes nya
    caiyo......

    BalasHapus
  52. yaaa kayak gini sekarang, segala sesuatunya serba digital, anak kecil aja udah tau gadget ini-itu, lah dulu aku taunya barbie haha

    BalasHapus
  53. wah mas ibnu koq tambak item..??? wkwkwkwk

    BalasHapus
  54. Maju terus penerus bangsa !!!!


    mari kita rekatkan silaturahmi yg terjalin ini dengan saling tukar link.
    link saudaraku ini sudah saya pasang dengan rapi di blog saya.
    jika berkenan mohon direspon


    #Salam Silaturahmi Dari Saudaramu ini.

    BalasHapus
  55. bs dibayangkan hr gini hidup kita ga serba digital...eeeghh ketinggalan jauh dr peradaban modern heee
    sukses ya Fan...

    BalasHapus
  56. Absen lagi ah..hahahyyy...mantef nih bang artikelnya.

    BalasHapus
  57. Wah, tulisannya bagus, berbobot, smoga sukses kontesnya :)

    BalasHapus
  58. kontes yah kang??? kemarin sempat pengen ikutan tapi susah amat cari inspirasinya yah akhirnya sampe skrang gk jadi2 deh artikelnya... hihihihi :D

    good luck yah kang dengan kontesnya.. :)

    BalasHapus
  59. oow.. lagi ikut kontes ya mas..
    semoga sukses..

    BalasHapus
  60. yah saya berharap di seluruh pelosok negeri ini menjadi paham dengan teknologi informasi. Pemerataan pembangunan lah bahasa kerennya. Semoga kita para blogger mampu memberi sumbasih untuk negeri.

    BalasHapus
  61. panjang sekali untuk ukuran sebuah lomba...

    digitalisasi data terkendali oleh persoalan hak cipta...

    tidak semua orang/penulis mau tulisannya -karyanya didigitalisasi...

    BalasHapus
  62. Saya sangat setuju dengan statement yang menyebutkan Indonesia terlalu gemuk, karena betul sekali mas, hal besar memang berasal dari hal kecil di sekitar.

    BalasHapus
  63. ditulis dengan keren.. :D
    semoga menang kontesnya ya gan.

    BalasHapus
  64. Baru ini liat entri mu kayak gini..
    satu kata untuk anda keren..

    BalasHapus
  65. pengen nyobain kontesnya nich...hehee
    btw ada maksud dibalik maksud sobat berkomentar di blog saya"entah kenapa saya kok rasanya makin dekat dengan ente.. :D

    BalasHapus
  66. semoga sukses ya mas kontes Pemanfaatn kontes digital untuk indonesia

    BalasHapus
  67. sukses yah sob, semoga apa yang diharapkan bisa tercapai

    BalasHapus
  68. Mari kita sambut era digital dan kita museumkan era manual.. :D

    BalasHapus
  69. kadang masih ada resistensi terhadap teknologi digital diantaranya faktor takut karena belum menguasai tapi ya teknologi itu tetep harus disikapi bijak juga mas, ojo kokean ngegame onlen misalnya :D

    BalasHapus
  70. Memang tidak dimungkiri, perkembangan dan pemanfaatan teknologi digital telah mengubah budaya, cara pandang dan gaya hidup rakyat Indonesia.

    BalasHapus
  71. Selamat sob,,,,dan semoga kontesnya juara, semoga sukses selalu

    BalasHapus
  72. Numpang minum teh sejenak sob, sambil makan sekerat roti........
    kalau saya baca dan kusimak secara pelan-pelan saya mengambil kesimpulan bahwa memang sudah jamannya dan sudah saatnya, ...

    BalasHapus
  73. Orang tua aku ga perlu di digitalkan, mereka sudah digital sendiri. Mama ku maen pesbuk & twitter. Papa ku meeting di kantor pke skype. anaknya gaptek huhuhuuuu

    BalasHapus
  74. saya ingin pergi ke dunia digital

    BalasHapus
  75. hmmmmmmmmmmm...

    semoga jadi yg dapat pertama ya gan....

    BalasHapus
  76. juara 2??? alhamdulillah,

    semoga bisa segera berkunjung ke lombok dan ketemu sama prajurit juniornya

    BalasHapus
  77. Hehehe,,, mendigitalkan wajah pendidikan (emang pendidikan wajahnya seperti apa ya?) :D

    BalasHapus
  78. tapi nggak enak juga aah kalau ortu main FB.. :P

    BalasHapus
  79. setelah blogwalking ke banyak blog disini dapet tambahan pelajaran lebih :D hehehe ijin bookmark dulu deh siapa tau kalau ada perlu apa2 :D

    BalasHapus
  80. ikut kontes lagi, semoga menang dan dapat hadiah. saya boleh ikut nggak?

    BalasHapus
  81. Mas bro ini emang ga ada nyerahnya.. muncul artikel barunya dan ikut lomba pula.. mantap deh,, emang indonesia perlu di jadiin mesin digital hehe.. sukses deh lombanya..

    BalasHapus
  82. tapi ada kalanya, digital itu bukan sebagai solusi.. melainkan hanya cara "cadangan".. :)
    tapi, harus semangat teruuuuus! :D

    BalasHapus
  83. malah teringat ketika saya masa kecil dulu di Lombok gan, sekitar 9-10th yg lalu sih.. masih ingat dari sekarang adalah telfon umum yg dipinggir jalan dan uang koin gedhe Rp1 perak setiap pulang TK "nguntit" uang koin nya , tpi entah sekarang masih ada atau tdk tlfon umumnya atau sudah tergerus jaman dan beralih fungsi:)

    BalasHapus
  84. secangkir teh dan segelas kopi siap mendigitalkan indonesia

    BalasHapus
  85. Artikel ini pantas di kasih Jempol Bang....!!!

    BalasHapus
  86. sampean ajarin apa Kang anak-anak SD itu kok sampai juara 2.?

    BalasHapus
  87. tulisannya panjang waah... aku perhatiin lebih suka komen di blogku stairway to heaven dibanding blue sky ya... ma kasih sering berkunjung di blogku

    BalasHapus
  88. memang harus dari orng2nya dan diri sendiri terlebih dahulu mas kalau mau mendigitalkan se-Indonesia

    Semoga menang mas tulisannya :D

    BalasHapus
  89. Smoga sukses dengan kontesnya MasBro... :)
    Hadir selalu di sini dengan bawa oleh2 MP3 Inspiratif Bag. XVI, ditunggu lawatan baliknya, Thanks, Salam bLogger :)

    BalasHapus
  90. Pecinta kopiiiiiii :D
    Tilisan yg penuh semangat. Likethis

    BalasHapus
  91. tulisannya komplit, moga ngontesnya menang...

    BalasHapus
  92. weehhh oke banget nih..... semoga Indonesia jaya....

    101 komentar saya miliki disini

    BalasHapus
  93. waw, hebat yaaah :D
    Terimakasih informasi nya gan, sangat bermanfaat :)
    ditunggu kunjungan baliknya yaah ,

    BalasHapus
  94. hmmmm...
    namun jika semuanya digital kayaknya bakal paperless dan bagaimana nasib produsen kertas...??
    :P
    atau bagaimana kalau server terserang virus...

    BalasHapus
  95. Bagi saya sih, digitalisasi bagai pedang bermata dua... harus pandai2 menggunakannya.

    Digitalisasi boros enegi listrik sih, begitu listrik padam *peth* bubaaarrrr... :D

    BalasHapus
  96. Semoga sukses kontesnya ya, Mas...

    BalasHapus
  97. hadiahnya di bagi ke ane dong :p

    BalasHapus
  98. salam sukses selalu aja gan

    BalasHapus
  99. Salam Sukses Gan..
    Tetep Semangat Ya, :)

    BalasHapus
  100. cewek yg pake baju ijo cakep mas. # mulai naksir

    BalasHapus
  101. wah.. saya ketinggalan jauh bgt nih.. .:D

    BalasHapus
  102. jalan2 malam minggu sob..,
    selamat berakhir pekan ya.. *smile

    BalasHapus
  103. x3
    udah lama ga mampir disini kang, eh ada yang baru toh
    moga menang yah kontesnya

    BalasHapus
  104. Aku suka postingan ini mas ibnu!

    Dunia digital memberikan efek besar bagi zaman sekarang ini. Contohnya saya sebagai ibu rumah tangga tidak perlu seperti dulu, dianggap tidak berkembang. Toh nyatanya itu tidak terbukti. ^_^

    Terimakasih internet! ^^V

    I wish u luck for the contest!

    BalasHapus
  105. wow tulisan ini luar biasa,mencakup aspek yg sangat luas,jarang2 ada tulisan smcam ini dgn tema digital indonesia,sangat inspired. Sukses masbro,good luck, oya thx udh mmpir ke blog sy

    BalasHapus
  106. dukung banget, kalo Indonesia lebih mendalami ilmu teknologi lambat laun kualitas Indonesia akan meningkat

    BalasHapus
  107. sip..sip..sip.. sukses deh.. wah komennya banyak banget... pengen dpet komen banyak juga nih..
    http://shofyan-menerangkan.blogspot.com/

    BalasHapus
  108. selamat mengikuti lomba,
    salam kenal.
    trims ^.^

    BalasHapus
  109. super sekali gan artikelnya, moga sukses di kontes....lam kenal..

    BalasHapus
  110. sudah waktunya kita ke sana
    salam hangat dari Surabaya

    BalasHapus
  111. wah mantap nih, mendigitalkan indonesia :)

    BalasHapus
  112. wah setelah era digital, era apa ya kang?

    BalasHapus
  113. sorry menyimpang dari topik sob... nih template aja bagus jangan dirubah saya aja kepingin

    BalasHapus
  114. iya gan.. boleh minta gak?? he'eee

    BalasHapus
  115. Perkembangan digital melaju sangat pesat banget ... Aku mengendalikan blog ini dari sebuah desa lo ... Masih ingat betul beberapa tahun yang lalu, menyalakan computer aja aku tidak bisa. hehehe

    BalasHapus
  116. indonesia???
    identik dengan korupsi sepertinya, jadi gak maju-maju

    BalasHapus
  117. Wah keren banget tulisannya... :D
    Gue dukung sob... Moga menang yak... ( >__O)b

    BalasHapus
  118. santai sejenak sambil berkunjung dan membaca tulisan menarik anda...

    BalasHapus
  119. smg menang kontesnya mas ! :)

    BalasHapus