Hanya orang picik yang berangapan, sedikit sama dengan tidak ada.
Aku terinspirasi dari kisah yang diceritakan oleh pemandu mentoring dakwah di kampus tempo hari.
Alkisah, pada zaman dahulu, ada sebuah kerajaan yang sedang - sedang saja, (hehe), yang dipimpin oleh seorang raja yang memiliki cukup banyak rakyat. Pada suatu ketika, sang raja ingin menguji kesetian rakyatnya dengan mengadakan sebuah kegiatan. Maka, semua rakyatnya dikumpulkan di alun - alun kerajaan (anggaplah seperti alun - alun di Jogja), muda tua, cowok cewek, semua dipanggil karena ada pengumuman penting.
Kemudian sang ajudan (atau jubir-nya raja) naik ke panggung, lalu membacakan pesan atau perintah dari sang raja.
"Wahai rakyatku, aku memerintahkan kepada kalian semua untuk mengumpulkan madu dari yang kalian punya. Cukup satu sendok makan saja (kemudian diminum tiga kali sehari, wkwkwkwkwk, gak kok) per kepala , kemudian dimasukkan ke dalam tong yang akan disediakan di tengah lapangan alun - alun. Tong akan ditutup besok pukul empat sore tepat. Bagi yang tidak datang atau bahkan tidak menyetor madu, akan dikenai sanksi yang berat ", begitulah isi pesan dari sang raja.
Lantas, semua rakyat pun berbondong - bondong pulang dan mempersiapkan segala sesuatunya untuk besok.
Hari pun berganti, dan sampailah mereka disaat tong benar - benar ditutup. Dan memang benar, tidak ada seorang pun yang tidak menyetorkan madu ke dalam tong. Namun, itu bukan ujung dari pengetesan yang dilakukan oleh raja. Maka, sang raja membuka kembali tong tersebut, dan betapa terkejutnya ia ketika tahu bahwa isi tong tersebut bukanlah MADU, melaikan hanya AIR bening biasa.
Selidik punya selidik, beberapa dari rakyatnya ada yang berani angkat bicara.
"Madu dan air tidak akan terlihat bedanya ketika kedua zat itu dicampur. Saya beranggapan, kalau saya menyetor air, maka tetaplah isi tong tersebut terlihat seperti madu murni, karena saya hanya memasukkan sesendok air (yang SEDIKIT) ke dalam tong ".
Namun siapa sangka, ternyata ia tidak sendirian yang berfikiran seperti itu. Bahkan, seluruh orang berfikiran yang sama, maka jadilah itu tadi, tong yang berisi AIR seluruhnya, bukan berisi MADU.
So, pelajaran apa yang bisa kita petik dari cerita tadi ?. Janganlah berpikiran yang jelek dulu (mengganti MADU dengan AIR), karena boleh jadi, tidak hanya kita yang berpikiran sama. Dan akan menjadi lebih buruk jika semua orang justru berpikiran yang serupa.
img ssrc="http://loekisan.files.wordpress.com/2008/12/sendok.jpg"