(ditulis pada 25 Februari 2009 pukul 10.15 WIB)
Ada - ada saja. Masa dalam sebulan sudah ada dua kali pameran komputer.
JEC kembali bergolak. Petugas parkirnya kebagian semprit yang akan bertiup cukup panjang. Petugas sapunya juga sudah siap menyapu brosur - brosur malang yang terbuang sia - sia. Pada tanggal 25 Februari ini JEC akan digoyang pameran komputer. Lagi. Lagi untuk kedua kali di bawah naungan bulan Februari. Lagi. Lagi - lagi dikunjungi orang - orang yang sama, warga Jogja dan mahasiswa yang kesepian.
Mega Bazar, begitulah mereka menyebutnya. Sebuah perhelatan akbar yang memamerkan aneka komputer, baik PC, Laptop, Notebook, maupun segala aksesorisnya. Produk lokal maupun produk impor diadu kemampuannya untuk merebut hati para konsumen. Hmm. Tapi siapa yang sangka, malam itu bukanlah malam yang baik rasanya untuk memulai sesuatu yang masih melibatkan dollar ?. hehe.
Tanggal 25 Februari, langit masih digantungi awan yang pekat dan cepat, berarak - arak dari arah barat Jogja menuju timur. Aku dan kawan - kawan yang berencana berangkat pukul empat harus menelan pil pahit ketika melihat hujan dan angin mendera atap kos - kosan temanku. Terpakasalah kami menunggu sang hujan meninggalkan area kami. Dan akhirnya kurang lebih sekitar jam 5 kami memacu motor ke JEC. Memang, cuaca kala itu sedang kurang bersahabat. Awan masih jelas menggantung, dan masih terasa serpihan - serpihan hujan menerpa wajah kami, walaupun kadang menghilang. Jalanan masih becek, dan masih kuat aroma sisa - sisa hujan.
Setibanya disana, kami disambut dengan keadaan tanpa antrian. Biasanya (ini yang terjadi pada pameran - pameran sebelumnya, seperti King-Kong) pintu parkir penuh dengan lautan orang dan motor bak kejadian bensin langka. Area parkir pun tidak terisi secara maksimal. Setelah menukarkan uang 3000 rupiah dengan selembar tiket, kami pun diperbolehkan masuk.
Seperti yang sudah - sudah, pameran ini menggunakan semua space yang tersedia di dalam gedung, tidak ada sudut yang menganggur. Tapi yang bikin beda adalah design dan tata letak. Begitu kami masuk, kami langsung disambut gatget - gatget yang lagi ngetren saat ini. Barang - barang itu tertata rapi, sesuai dengan stand - standnya yang mengacu pada masing - masing merek. Lenovo, Axioo, Acer, Toshiba, wow !. Segalanya berjejer siap menjadi penerima tamu dan siap membuat tamu berdecak kagum. Belum lagi dentuman yang ditawarkan Simbadda, menambah apik suasana yang tercipta. Dan akhirnya, kami melangkah dengan pola eS (huruf S) mengitari semua stand - stand komputer. Dan tak lupa, kita mencomot brosur - brosur gratisan. Walaupun kita tidak beli, setidaknya kita tahu apa yang sedang tren dan berapa sih harganya.
Seperti yang aku bilang di atas, awan sedang tidak mau berkompromi. Ketika kami melesat ke pintu keluar, hujan dan petir sudah siap menghadang. Dan batalah agenda pulang kita, yang kita jadwalkan pukul 7. Suka tidak suka, kami yang sudah terlanjur keluar gedung harus menunggu hujan reda, karena kalau kita masuk lagi, ya mesti bayar lagi karcis masuknya dong. Akhirnya kami duduk di salah satu emperan gedung, sembari menunggu hujan reda, dan aku pun mulai mengutik - kutik brosur - brosur yang sudah ku comot tadi.
Wew !. Lihat, flahsdics Kingston 4 Gb sekarang harus ditukar dengan 114 ribu. Padahal, pada pameran sebelumnya, yang mejeng di awal bulan ini, kita masih dapat beli dengan harga 90an ribu. Tidak sampai disitu, Laptop Acer 4530 naik secara dratis. Masih ingat aku, sebulan yang lalu aku pergi mengantarkan kawan untuk membeli laptop itu, dan ia pun mendapatkannya dengan harga 6.450.000 rupiah. Kini, lihat, laptop itu dapat dibawa pulang dengan uang 6.900.000 rupiah. Aduh !. Untunglah ia beli kemarin, kalau ia beli sekarang, aku jamin, uang makannya akan berubah menjadi laptop.
Ini mungkin imbas dari melemahnya nilai tukar rupiah dimana pada pameran kali ini rupiah diasumsikan berada pada titik 12.000 untuk setiap satu dollarnya. Entah besok bagaimana, apakah akan terus jatuh ataukah akan menjadi kuat dan akan terus kuat hingga mencapai 8000an, hehehe.
Hmm. Barangkali itulah jawaban mengapa pada pembukaan perdana pameran ini belum terasa gaungnya. Dollar yang tinggi, ditambah cuaca yang kurang bersahabat membikin minat beli konsumen jadi turun. Dan boleh jadi, masyarakat mejadi jenuh akan pameran karena masa dalam sebulan ada dua kali pameran, isinya juga itu - itu saja, hehe.
Kalau dari aku sih : Mahal, TV Tunernya mahal. Jadi males beli, tunggu dollar turun dah, xixixixixi.
Ada - ada saja. Masa dalam sebulan sudah ada dua kali pameran komputer.
JEC kembali bergolak. Petugas parkirnya kebagian semprit yang akan bertiup cukup panjang. Petugas sapunya juga sudah siap menyapu brosur - brosur malang yang terbuang sia - sia. Pada tanggal 25 Februari ini JEC akan digoyang pameran komputer. Lagi. Lagi untuk kedua kali di bawah naungan bulan Februari. Lagi. Lagi - lagi dikunjungi orang - orang yang sama, warga Jogja dan mahasiswa yang kesepian.
Mega Bazar, begitulah mereka menyebutnya. Sebuah perhelatan akbar yang memamerkan aneka komputer, baik PC, Laptop, Notebook, maupun segala aksesorisnya. Produk lokal maupun produk impor diadu kemampuannya untuk merebut hati para konsumen. Hmm. Tapi siapa yang sangka, malam itu bukanlah malam yang baik rasanya untuk memulai sesuatu yang masih melibatkan dollar ?. hehe.
Tanggal 25 Februari, langit masih digantungi awan yang pekat dan cepat, berarak - arak dari arah barat Jogja menuju timur. Aku dan kawan - kawan yang berencana berangkat pukul empat harus menelan pil pahit ketika melihat hujan dan angin mendera atap kos - kosan temanku. Terpakasalah kami menunggu sang hujan meninggalkan area kami. Dan akhirnya kurang lebih sekitar jam 5 kami memacu motor ke JEC. Memang, cuaca kala itu sedang kurang bersahabat. Awan masih jelas menggantung, dan masih terasa serpihan - serpihan hujan menerpa wajah kami, walaupun kadang menghilang. Jalanan masih becek, dan masih kuat aroma sisa - sisa hujan.
Setibanya disana, kami disambut dengan keadaan tanpa antrian. Biasanya (ini yang terjadi pada pameran - pameran sebelumnya, seperti King-Kong) pintu parkir penuh dengan lautan orang dan motor bak kejadian bensin langka. Area parkir pun tidak terisi secara maksimal. Setelah menukarkan uang 3000 rupiah dengan selembar tiket, kami pun diperbolehkan masuk.
Seperti yang sudah - sudah, pameran ini menggunakan semua space yang tersedia di dalam gedung, tidak ada sudut yang menganggur. Tapi yang bikin beda adalah design dan tata letak. Begitu kami masuk, kami langsung disambut gatget - gatget yang lagi ngetren saat ini. Barang - barang itu tertata rapi, sesuai dengan stand - standnya yang mengacu pada masing - masing merek. Lenovo, Axioo, Acer, Toshiba, wow !. Segalanya berjejer siap menjadi penerima tamu dan siap membuat tamu berdecak kagum. Belum lagi dentuman yang ditawarkan Simbadda, menambah apik suasana yang tercipta. Dan akhirnya, kami melangkah dengan pola eS (huruf S) mengitari semua stand - stand komputer. Dan tak lupa, kita mencomot brosur - brosur gratisan. Walaupun kita tidak beli, setidaknya kita tahu apa yang sedang tren dan berapa sih harganya.
Seperti yang aku bilang di atas, awan sedang tidak mau berkompromi. Ketika kami melesat ke pintu keluar, hujan dan petir sudah siap menghadang. Dan batalah agenda pulang kita, yang kita jadwalkan pukul 7. Suka tidak suka, kami yang sudah terlanjur keluar gedung harus menunggu hujan reda, karena kalau kita masuk lagi, ya mesti bayar lagi karcis masuknya dong. Akhirnya kami duduk di salah satu emperan gedung, sembari menunggu hujan reda, dan aku pun mulai mengutik - kutik brosur - brosur yang sudah ku comot tadi.
Wew !. Lihat, flahsdics Kingston 4 Gb sekarang harus ditukar dengan 114 ribu. Padahal, pada pameran sebelumnya, yang mejeng di awal bulan ini, kita masih dapat beli dengan harga 90an ribu. Tidak sampai disitu, Laptop Acer 4530 naik secara dratis. Masih ingat aku, sebulan yang lalu aku pergi mengantarkan kawan untuk membeli laptop itu, dan ia pun mendapatkannya dengan harga 6.450.000 rupiah. Kini, lihat, laptop itu dapat dibawa pulang dengan uang 6.900.000 rupiah. Aduh !. Untunglah ia beli kemarin, kalau ia beli sekarang, aku jamin, uang makannya akan berubah menjadi laptop.
Ini mungkin imbas dari melemahnya nilai tukar rupiah dimana pada pameran kali ini rupiah diasumsikan berada pada titik 12.000 untuk setiap satu dollarnya. Entah besok bagaimana, apakah akan terus jatuh ataukah akan menjadi kuat dan akan terus kuat hingga mencapai 8000an, hehehe.
Hmm. Barangkali itulah jawaban mengapa pada pembukaan perdana pameran ini belum terasa gaungnya. Dollar yang tinggi, ditambah cuaca yang kurang bersahabat membikin minat beli konsumen jadi turun. Dan boleh jadi, masyarakat mejadi jenuh akan pameran karena masa dalam sebulan ada dua kali pameran, isinya juga itu - itu saja, hehe.
Kalau dari aku sih : Mahal, TV Tunernya mahal. Jadi males beli, tunggu dollar turun dah, xixixixixi.