Kepada peri – peri cinta kecil tanpa sayap yang tersasar di toliet.
Saya tidak tahu apa yang ada di kepala “orang tua”-mu saat mereka sedang melaksanakan kegiatan ah-ih-uh mereka. Saya juga tidak tahu, apakah mereka melakuannya di tempat yang empuk, atau justru dibalik belukarnya semak - semak. Saya juga tidak tahu, apakah rasa suka sama suka atau cuma sekedar obat tidur yang bikin kegiatan esek - esek itu berjalan lancar.
Yang jelas, kalian datang disaat yang tidak diinginkan.
Saya bangga kepada "orang tua"-mu. Mereka diberi keberanian untuk meninggalkanmu dan membiarkanmu untuk menapaki fase 'hidup di dunia' ini dalam kesendirian. Tidak semua orang tua mampu membesitkan ide yang segila itu. Kalian belum mendapatkan ijazah sarjana bahkan mengeyam bangku sekolah sekalipun, namun "orang tua"-mu sudah yakin kalian akan hidup bahagia.
Berbanggalah. Tuhan tidak akan serta merta meletakkan kalian dalam posisi yang tidak nyaman. Kalian tentunya telah diberikan keahlian dan bakat yang lebih banyak dari pada bayi - bayi yang lain. Sejak pertama kali kalian hadir, kalian telah diberikan kemampuan membuat orang lain iba tatkala melihatmu. Selanjutnya, kalian juga diberikan kekuatan magis yang dapat menarik perhatian dan kasih sayang orang lain kepadamu sekalipun orang tersebut tidak mengenalmu bahkan pertama kali bertemu denganmu.
Tidak semua bayi mendapatkan keahlian tersebut.
Kalian lebih beruntung ketimbang kawan - kawan kalian yang harus berakhir ketika dibekap, dicelupkan ke dalam air, atau yang mesti dikorek sebelum mereka sempat melihat gemerlapnya dunia.
Kalian datang ke dunia bukanlah sia - sia. Kalian datang membawa banyak pesan kepada dunia yang telah jauh hari kalian terima dari Tuhan di atas sana. Jangan berkecil hati sebab kalian adalah bagian dari tentara malaikat yang Tuhan kirimkan kepada kisruhnya kondisi moral bangsa ini.
Selamat datang, duhai malaikat kecil. Saya akan duduk mendengarkan pesan yang telah dikirimkan Tuhan lewat kalian.