Siang itu langit sangat membuat aku gemetaran. Di sisi barat laut, tepatnya, awan hitam menggumpal berarak menuju ke arah kampus. Aku yang baru saja menuntaskan rapat untuk Qurban besok cepat - cepat memacu motor untuk tiba di rumah sebelum hujan atau yang lebih tepatnya badai besar-yang aku takutkan-datang.
*
Lalu aku duduk manis di depan televisi yang sedang menyiarkan berita. Obama lagi. Tapi sejurus mataku memandang ke arah bawah, ke arah running text, "Puluhan pohon tumbang di wilayah UGM". Reflek, naluri pemburu, langsung aku bergegas mengganti baju, dan lagi, aku pacu motor dengan secepat - cepatnya.
Ketika aku tiba di perapatan MM, aku melihat pengaluhan jalur yang menuju ke arah selatan. Tampak pipa polisi-apa sih namanya yang untuk blokir jalan itu, melintang di sisi timur jalan. Aku segera berbelok ke timur, ke arah peternakan, yang akan melewati timur Maskam.
Benar saja, ketika melewati bunderan Maskam, aku melihat sebuah pohon yang tumbang ke arah jalan. Semakin ke selatan lagi, aku baru sadar, angin yang sudah menerjang ini sangatlah berbahaya. Genting - genting yang ada di atap D3 Ekonomi sudah mendarat di atas tanah. Begitu juga yang di alami beberapa papan reklame yang ada perempatan Sagan. Salah satunya ada yang sampai oleng ke selatan, seperti ingin menimpa POM bensin yang ada di bawahnya. Yang satu lagi kain reklamenya sudah tercabik - cabik, bahkan sebagian diterbangkan ke barat sekitar kurang lebih 20 meter.
Dahsyat.
Ini belum seberapa daripada yang terjadi di dalam arae UGM.
Videonya....
Sebagian pohon tumbang, dan kebanyakan pohon itu tumbang hingga terangkat akar - akarnya, bahkan pohon yang besar sekalipun. Tempat - tempat usaha, baik PKL maupun skala besar tidak luput dari amukan sang puting beliung. Pedagang PKL-Sup buah dan kawan - kawannya-tampak lesu saat menyaksikan aset mereka hancur berantakan.
Bank BNI kecil yang berada di utara kanto pos Bulaksumur pun mengalami kerusakan pada atapnya. Sebuah tiang telepon ambruk ke tengah jalan di depan GMC. Yang tampak paling menyedihkan adalah gedung BEM KM UGM.
Atapnya pada beterbangan, tertimpa pohon pula. Suasana kacaupun terjadi di Kopma. Atap parkir tampaknya tidak mampu menahan beban seberat puting beliung. Gama plaza, yang belum diresmikan pun menjadi sasaran empuk. Kaca - kaca yang menjorok di lantai atas pecah berantakan. Bank Mandiri ikut mencicipi pahitnya amukan angin kencang itu. Papan namanya ikut tumbang, bahkan salah satu tempat spanduknya pun ikut rubuh yang mengakibatkan jebolnya salah satu bagian tembok pagar di sisi utaranya. Yang membuatku ketawa adalah, durian, tempat mengapit mobil undiannya Bank BNI ikut terseret hingga ke sisi utara gedung GamaPlaza. Beberapa tower yang ada di area becana tak luput jadi bidikan. Tower milik Jogja medianet dan pemancar radio milik Swaragama, patah. Hingga kini, radio yang berfrekuensi 101,7 FM ini belum dapat beroperasi.
Jogjakarta, 7 November 2008
Posting Komentar
Tidak ada komentar: