Kucingku kuning warnanya. Kalau berbunyi pasti huruf W-nya hilang, jadi tinggal 'meeo..'. Jenis kelaminya betina. Buntutnya pendek, dan tidak terlalu gemuk bodinya, orang bilang proposional. Tapi bukan dari sini sisi spesialnya.
Kucingku sudah beranak dua, anak perdana. Yang satu mati, yang satu lagi hidup hingga kini. Bulunya sama, bak dicelupkan ke kaleng cat yang sama. Sekali lagi, bukan disini titik ajaibnya.
Kucing - kucing di kampungku memasuki masa - masa yang genting, masa kawin. Kucing - kucing jantan beradu mulut, dan si betina hanya diam termangu menonton pejantan kesanyangannya berdebat yang tidak dapt aku tanggap. Nah, ini dia titik ajaibnya. Kucingku menjadi primadona kampung.
Alamak. Tidak ada malam yang tidak berisik. Dengungan pejantan yang sedang bertatap muka, pertanda genderang perang bertabuh. Mulailah mereka beraksi. Naik - naik ke pohon rambutan, nabrak ember cuci baju yang kosong, hingga menerjang pot - pot kembang, walaupun isinya hanya lidah buaya semua. Namun bila benda - benda tadi jatuh, tentu aku terbangun kaget sambil menyumpah yang tidak jelas, setengah mengigau.
Entah kenapa kucing betina itu menjadi pujaan para kucing jantan yang kerjanya cuma pamer otot itu. Jika dihitung - hitung, sudah 6 ekor kucing yang datang ke rumah dalam kurun waktu seminggu, dan semuanya berbeda fisik. Ada yang koyos kerempeng, ada yang penuh luka, dan ada yang membuatku kagum, kucing putih ekor panjang. Kucing ini terasa istimewa ketimbang yang lain. Pasalnya, ia adalah kucing tergemuk dari daftar hadir pejantan. Ia yang paling kekar, paling terawat. Yang bikin aku tak habis pikir, ini kucing habis fitnes dimana ?.
Ia juga yang paling sering datang ke rumah. Sampai - sampai, hampir tiap malam, ialah yang menjadi peronda di depan pintu rumah, takut kalau - kalau ada kucing lain yang ingin datang menyunting. Di siang hari, ia habiskan waktunya duduk di bawah pohon kates yang tak jauh dari pintu rumah, kadang - kadang malah tertidur. Saingan terberatnya adalah kucing ekor bundel. Kurang terawat dan sangat takutan. Di dekati saja sudah melejit bak motor RX King.
Kucing bundel sangat agresif. Kemanapun kucing betinaku jalan - jalan keluar rumah, Bundel pasti mengekor di belakangnya. Sedangkan kucing putih bersikap defensif. Ia lebih memilih diam di rumah, menunggui betina hingga pulang ke rumah. Dari raut mukanya tergambar jelas : "KAU BOLEH BAWA DIA JALAN - JALAN, TAPI JIKA SUDAH DI RUMAH, IA PUNYAKU". Dan begitu di rumah, Bundel yang ciut nyalinya langsung angkat kaki.
Jadi, siapa yang beruntung menjadi pujaan hati kucing betinaku ?
gaya basa lo lucu tauk kawand...menghibur banjed..hhhehe
BalasHapuswah ini dia klo dah masuk masa kawin tu kucing bawaannya galak-galak lho.awas ati-ati ajah :D
BalasHapusaku ga tau dah.... hehehehehhe
BalasHapus