Feature / 2008-12-07
FILM 'MBA' (Married By Accident), WAJAH REMAJA KINI
Sinopsis
Sudah enam bulan pacaran, Raskal dan Ole dibingungkan oleh pertanyaan paling penting sedunia: "Harus ML gak ya?". Teman-teman Raskal yang bejat bilang, "Rugi kalau nggak dapet!". Kakak Ole juga bilang, cowok kalau gak dikasih maunya pasti langsung menghilang. Dua remaja putih-abu-abu yang bingung itu akhirnya nekat ber-"goyang" di mobil culun.
Sialnya, "Sekali tembak langsung gol!". Gawang Ole pun jebol. Mau aborsi? Ngeri. Akhirnya, dijalani saja layaknya suami-istri betulan. Perut Ole makin besar, bikin keluarga jadi gempar, dan cita-cita buyar.
Dibantu oleh Sarah Sechan sebagai bidan jadi-jadian yang konyol, M.B.A. adalah sebuah film tentang cinta monyet yang kebablasan jadi cinta babon.
Tayang serentak di bioskop mulai 4 Desember 2008
From : 21cineplex.com
Komentar
Pertama kali liat posternya aja, aku udah kepengen nonton. Nikita Willy bo. Kaya apa ya dia main film 'panas' ? Bagaimana gayanya dia waktu 'mengandung bayi jadi - jadian' ? Atau ada yang ingin liat aktingnya Sarah Sechan yang kocak abis ? Tonton makanya di bioskop, hehe...
Film ini mengisahkan sepasang remaja yang kebingunan plus memiliki kenekatan yang luar biasa tinggi. Ditampilkan secara apik, sedikit diselingi adegan - adegan nakal plus kocak, sehingga memang tidak ada salahnya untuk tertawa selebar - lebarnya walaupun berada di dalam ruangan bioskop. Tidak ketinggalan pula, unsur romantis antara Ole dan Raskal yang terus - menerus digemborkan. Romantisme mengalir dari awal hingga ujung kisah, bagaimana dua insan yang dilanda asmara dan bencana dapat dengan tegar melalui segalanya bersama, walaupun itu berat adanya.
Boleh aku katakan, film ini sedang mengkritik gaya hidup remaja zaman sekarang. Gaya hidup bebas yang menghalalkan pegang - pegangan, cium - cium dan peluk - peluk. Video porno sekalipun tampak layaknya seperti nasi plus sayur yang biasa kita makan setiap hari. Bahkan, ML (f**king) adalah kartu penting dalam menjalin pacaran. Ini tercitra dalam film, dimana Raskal dan Ole yang hanya baru enam bulan saja pacaran, sudah ditanya - tanya soal ML. Raskal didorong oleh ucapan kawan dekatnya supaya melakukan hal itu. "Udah enam bulan loe pacaran, masa nggak diapa - apain ?". Sedangkan Ole, digebrak oleh mbaknya sendiri (dimana mbaknya saja sudah sering melakukannya, bahkan di rumahnya sendiri), "Ada dua tipe cowok yang nggak mau ML : cowok banci atau cowok homo yang sedang berobat jalan". Ujung - ujungnya, aborsi menjadi pilihan dari kemunafikan tadi.
So, nampaknya setan - setan yang berkeliaran bukan hanya berupa bisikan - bisikan halus, namun juga dapat berupa rayuan dan dorongan dari setan yang mempunyai mulut dan kelamin-manusia. Ini mengindikasikan budaya barat sudah berhasil merangsek masuk ke dalam nadi dan nurani para remaja kita. Padahal jelas sudah, bangsa kita adalah bangsa yang memegang teguh kultur timur, dimana ML adalah hal yang tabu dan sangat sakral untuk dilakukan.
Film ini ingin mengajarkan kepada kita bahwa pendidikan sex itu sangat penting diberikan sejak dini. Perilaku sex dipengaruhi oleh lingkungan, yang berisikan tetangga, sahabat karib, dan keluarga. Kurangnya pemahaman tentang sex kepada anak, terutama anak yang sedang mengalami masa pubertas, dapat membahayakan anak tersebut. Bahaya disini ya bisa jadi seperti yang di atas, pergaulan bebas. Suatu bahaya yang sangat berbahaya. Sex bebas memiliki dampak yang teramat buruk dan bisa menjadi suatu kematian. Hal ini wajar mengingat virus HIV/AIDS dapat ditularkan melalui hubungan sex. Atau untuk hal yang dekat - dekat saja, hamil di luar nikah, ini tentu dapat menjadi aib untuk masing - masing pihak, terutama pihak si pengandung. Bisa jadi ia harus kehilangan masa depan karena harus meninggalkan bangku sekolah secara tidak hormat. Sehingga pendidikan sex, khususnya dikalangan keluarga, sangat berperan penting dalam membangun moral, jiwa, serta masa depan sang anak itu nanti.
Untuk urusan akting, aku sangat salut kepada mbak mantan VJ, Sarah Sechan, yang mampu membangun suasana kocak di dalam cerita. Menurutku, mbak Sarah bermain sangat mulus plus bersih. Nikita pun membawakan karakter Ole atau Olivia dengan lancar. Hanya saja yang sedikit mengganjal adalah ketika hamilnya sudah semakin membesar. Ketika itu, ada adegan Ole menuruni tangga, yang biasa dipakai tukang bangunan, secara verikal. Ole menuruninya dengan mulus, seperti sedang tidak terjadi apa - apa di dalam perutnya. Dan ketika Nikita berlari menyebrang jalan untuk melarikan diri bersama Raskal. Nikita berlari bak pelari ulung, sehingga tidak mampu menggambarkan bahwa Ole itu sedang bunting besar. Namun, aku sangat apresiet sekali terhadap penghayatannya, dimana Nikita mampu memasang mimik yang tepat untuk setiap kondisi, marah, sebal, senang, dan romantis sekalipun yang tergambarkan pada ujung film setelah ia selesai melahirkan. Kala itu ia sedang dipeluk oleh Marcell Darwin atau Raskal. Ia menangis merasa bahagia sekaligus sedih dan aku pun menjadi larut dalam suasana yang mengharukan itu.
Untuk film ini aku kasih bintang 4 aja, dari 5 bintang.
Trailer Film MBA :
kayaknya keren neh sob filmnya
BalasHapus