Seperangkat laptop memutar lagu berjudul Berdua Saja milik kelompok Payung Teduh dengan format mp3. Di sisi lain, telepon genggam komat kamit ketika pesan singkat dari seorang kawan ingin mengajak memburu sunset di pinggir pantai; ingin membingkainya dalam sebatang file JPEG. Di luar kamar, MetroTv sedang mengudara. Sedangkan saya harus update status di Facebook : " Androidku masih dalam mimpi".
Satu satunya benda yang masih harus dinikmati secara manual disini adalah seperangkat gitar dan senarnya tinggal lima.
Mendefinisikan (Belajar Menjadi 'Digital')
Memulai tulisan ini saja saya sudah harus bergumul dengan media digital. Nokia 3120 Classic, koneksi GPRS sebuah kartu GSM prabayar, dan Operamini versi java menjadi modal awal untuk menerjemahkan kata teknologi serta digital. Kemudian menyerahkannya kepada website yang memberikan layanan cuma cuma untuk KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia).
di-gi-tal : berhubungan dengan angka-angka untuk sistem perhitungan tertentu; berhubungan dengan penomoran
tek-no-lo-gi : 1 metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis; ilmu pengetahuan terapan; 2 keseluruhan sarana untuk menyediakan barang barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia
Sebagai orang awam perkara linguistik, saya mengatakan : "mudah bukan mencari arti kata.. ?". Langkah satu sudah berhasil, artinya saya sudah bisa belajar bagaimana menggunakan dunia digital.
Teknologi Digital
Bagi saya, digital tidak hanya terkotak pada kawasan internet. Kamera digital? Jam digital? bahkan drum digital pun telah tercipta. Hanya saja, pada detik ini kita yang terlanjur mematok harga mati bahwa 'ini lho internet, dunia digital bro!'.
Mendigitalkan Pelosok
Saya mengharap betul jika anda sekarang segera membuka peta Republik kita tercinta ini. Segera tunjukan daerah Indonesia yang disebut pelosok!. Kalimantan pojok atas? Leher Sulawesi? Sumatra di punggung gunung? Di tengah perut Papua?.
Lihat, betapa enak kita menuding hidung saudara sebangsa ini dan mengatakan : "Selamat, anda hidup terjebak di pelosok!".
Tentang Pelosok
Suatu hari ketika saya tengah menjalani program Kuliah Kerja Nyata di pulau kelahiran saya, Lombok, hati saya hampir meledak. Saya sempat bertugas untuk membina sekelompok siswa siswi dekil tanpa alas kaki untuk menegakkan langkah dan melantangkan suara demi meraih gelar juara gerak jalan indah. Hampir mustahil memang. Sebab jika menoleh ke belakang pada setiap kompetisi yang bergulir, mereka ini hanya sebatas bahan ejekan bagi ribuan pasang mata para penonton di tepian aspal yang abu abu.
Siswa siswi ini jauh dari keberuntungan karena berada di kaki gunung, jauh dari gedebak-gedebuk dunia kota, bertemankan sawah, berkawan layang layang, sekantung gundu, kadang kadang juga pelepah pisang, dan segala kesukaran untuk meraih predikat manusia modern. Wajar saja jika teriakan dan ejekan itu tidak lagi mampu menembus liang perasaan mereka; karena mereka sudah kebal. Mereka sudah tuli; tidak peduli.
Tetapi ketika saya harus memutar otak guna melatih prajurit junior ini atau yang lebih tepatnya mirip orang orangan sawah, saya jadi teringat apa yang disebut dengan Youtube. Mengapa saya tidak memupuk semangat mereka dengan menyaksikan kegagahan pawai gerak jalan yang beredar di internet saja. Dan mengkombinasikannya disini, agar mereka juga bisa tampil lebih percaya diri dengan gerakan gerakan variasi nan indah gagah.
Saat pengumuman, kami juara dua tingkat kecamatan.
Gambar : saya dan prajurit junior gerak jalan indah
Penutup: Pelosok
Indonesia tidak hanya Jakarta. Indonesia juga tidak sebatas ibu kota provinsi. Kita adalah negara berbatas air dan bumi. Di sudut jauh sana, masih banyak mereka yang penuh tanya : apa itu digitalisasi?
Mendigitalkan Kaum Tua
Bapak/ibu anda gemar berlama lama di depan layar Facebook? Jika iya, maka beruntunglah anda. Anda dapat dikontrol dengan siapa anda sedang menjalin cinta. Dewi? Ratna? ataukah Anton?.
Tentang Kaum Tua
Baru baru ini, anda mungkin yang sebagai orang tua, tengah sibuk dilanda galau : kemana anak saya ingin melanjutkan sekolah?. Saya juga mengalami hal yang serupa, hanya saja orang yang ingin melanjutkan sekolah adalah adik bungsu saya.
Di sebuah selasar sekolah menengah pertama, saya menggandeng adik saya untuk mendekati meja panitia penerimaan siswa baru. Namun sejurus kemudian, seorang bapak bapak dengan baju batik bertanya pada saya dengan nada penuh bingung : "Apakah yang anda bawa itu?. Secarik kertas yang tampaknya tidak lazim dibawa oleh pendaftar pendaftar lain"
Saya lantas mengatakan : "Ini adalah formulir hasil input data online, langkah pertama sebelum mendaftar disini". Bapak itu mengerutkan kening. Barangkali masih berusaha mencerna lebih dalam lagi apakah yang dimaksud dengan online. Yang lain mulai riuh, terprovokasi kata kata. Ada yang menggebrak meja, ada yang mengumbar amarah. Pokoknya segalanya tumpah; memarahi betapa bebalnya mereka terhadap dunia yang semakin gila.
Pendaftaran sekolah kali ini, bagi saya, cukup berbeda. Calon siswa diharuskan untuk menginput data terlebih dahulu, seperti nama, asal sekolah, dan tentu saja nilai hasil ujian nasionalnya, kepada sebuah website penerimaan resmi milik dinas pendidikan pemerintah kota. Setelah hal tersebut dilakukan, baru kemudian datang untuk mem-verifikasi pada sekolah tujuan. Hal terakhir yang dilakukan adalah duduk menunggu di depan monitor apakah nama anak tersebut masuk ke dalam daftar yang terseleksi berdasarkan urutan/ranking nilai ujian nasional. Dan pergeseran nama nama itu berlangsung secara online.
Ini adalah arena kecil bursa komoditas siswa siswi berprestasi untuk dijudi. Siapa saja sudah bakal tahu siapa sosok yang berada di tangga puncak ranking, duduk manis tanpa harus terganggu untuk tergeser; yang artinya sudah siap untuk diterima pada sekolah tersebut. Sedangkan, yang berada di bawah pasang muka tegang. Siap siap cabut berkas, angkat kaki, input data kembali, dan segera mencari meja pendaftaran lain.
Adik saya mendapat peringkat 6 dari 306 siswa yang diterima (
Gambar : Screenshoot Website Penerimaan Siswa Baru Kota Mataram 2012
Penutup : Kaum Tua
Masuknya era digital yang sangat cepat tidak mampu memaksa sebagian kaum tua untuk belajar lagi. Tapi kita sebagai yang muda, yang masih separuh terisi gelasnya, malah jauh larut menjadi bagian digitalisasi; saya tidak bingung tuh ketika harus melakukan pendaftaran online karena saya sudah sangat terbiasa bercengkrama dengan Firefox. Sebuah ketimpangan di antara batas zaman.
Seperti saya ini, orang tua saya sama sekali buta akan Facebook, apalagi jika harus diminta memberikan hastag atau nge-retweet ocehan orang. Saya harus mendirikan tubuh saya sendirian untuk tegar, kokoh, serta selektif terhadap digitalisasi ini. Tanpa panutan. Hanya akal guna menutup nafsu serta agama sebagai lentera yang mendampingi saya melangkah pada setapak kabut : internet.
Manfaat Teknologi Digital
Saya tidak perlu membubuhkan kata 'di Indonesia' pada tulisan di atas ini. Indonesia terlalu gemuk bagi saya untuk dijabarkan. Biarlah 'Peranan Teknologi Digital' ini hanya sebatas frase kecil dalam hidup saya. Toh, saya juga tidak mampu membayangkan apapun yang sejatinya saya tidak bisa rasakan manfaatnya.
Teknologi digital telah memberikan senyum kepada anak anak kumel di pelosok kaki gunung itu. Mereka kini duduk bangga dihadapan piala pertamanya. Tersenyum manis, merasa puas sudah bisa mengalahkan keberingasan anak anak kota. Dan menjadi saksi bahwa zaman menggeser kepada genggamannya.
Teknologi digital juga telah memudahkan para orang tua untuk memantau perkembangan posisi anaknya di atas meja judi penerimaan siswa baru. Tidak ada lagi repot repot membawa stopmap banyak banyak. Tidak juga perlu lagi mencari informasi yang masih samar. Semua sudah jelas. Bahkan sesuai dengan harapan.
Mendigitalisasikan Indonesia
Mendigitalkan Indonesia menjadi ribuam file lantas diunggah dalam internet dapat mendatangkan manfaat tersendiri. Foto foto, berita, cerita, kesan, video, sildeshow, dapat menjadi senapan bagi Indonesia dalam memperkenalkan budaya ke dunia.
'Indonesia dalam digital' juga akan membuat semua persoalan lancar. E-KTP dan database siswa sekolah contohnya. Semua ingin dibuat menjadi satu, tidak perlu kertas tidak perlu berkas. Toko atau kedai online juga akan menjadi tombak baru industri kreatif Indonesia. Forum online akan mempersatukan Indonesia tanpa batas antara laut dan bibir daratan.
Mendigitalkan Indonesia juga berarti meremajakan lagi budaya lama kita. Seperti kisah antara saya, sajak, dan internet. Saya tidak perlu repot lagi mencari kumpulan sajak Sutardji dan Chairil Anwar di toko buku atau juga sajak indah para blogger lain ketika menyulam kata menjadi serangkai prosa. Semua sudah dilimpahkan pada internet. Tinggal bagaimana kita mengais dan eureka! saya menemukannya.
Mendigitalkan Indonesia dapat menuai beribu manfaat. Tapi, apakah kita sebagai mayoritas kaum melek teknologi sudah siap dengan hal itu? Membawanya ke dalam kualitas, bukan justru mengubur harapan untuk menjadi lebih baik.
Saya Heran
Saya menumpahkan ide ini pada sebuah menu text editor pada Ubuntu 11.10 milik saya. Tapi saya tidak menemukan titik dimana saya harus membalik bahkan mengganti kertas yang menjadi batas barisan kalimat saya; tidak seperti saat saya menorehkan sekarung kata di lembar kertas kertas kuarto bertintakan pena. Garis kedip kedip itu terus menuntut dan mencekat saya dalam lautan kata; saya tidak tahu harus mengakhiri pada bait mana.
Apakah ini artinya saya masih kurang fasih menggunakan media digital; masih tergantung pada yang manual?
Apakah ini problema digitalisasi yang terlalu dini?
Lagu Berdua Saja sudah berputar untuk ketiga belas kali, tiada henti.
gambar dicolong dari sini : http://www.prodigi.asia/blog/wp-content/uploads/2010/12/garuda-wall.jpg
Artikel ini dipublikasikan untuk mengikuti kontes blog Pemanfaatan Teknologi Digital Untuk Indonesia yang diadakan oleh Komunitas Ngawur yang bekerja sama dengan Pusat Teknologi dan Blogger Nusantara.
Presented by Ngawur
Powered by Pusat Teknologi
sekarang semua nya serba digital sob, kemajuan teknologi sudah banyak membawa perubahan, tak pandang umur ataupun genre
BalasHapusprajurit junioorrr, hebaaat. selamat ya... (saya jadi teringat film laskar pelangi).
BalasHapusjuga selamat untuk prestasi adinda yang ada di peringkat 6 penerimaan siswa baru. hebaaat.
semoga kontesnya menang, Mas!
Support sob... :)
BalasHapusTetep semabfat abg good luck!
agar indonesia menjadi jelas dan gamblang ya
BalasHapuscuma ada nol dan satu, gelap dan terang, benar dan salah
tanpa ada nilai remang remang...
mendigitalkan indonesia alias warganya, tapi tidak berarti setiap saat bersinggungan dengan internet karena orang2 google pun membatasi anaknya agar tidak tergantung pada google :)
BalasHapusanyway, sukses kontesnya ^^
tapi hidup itu kan bukan sekedar nol dan satu doang
BalasHapusada banyak sisi yang tidak bisa dibikin digital yang saklek
masih diperlukan kearifan lokal yang bersifat analog dan membutuhkan pemikiran kemanusiaan...
mungkin kamu mengalami digitalisasi dini :P
BalasHapus#halah #abaikan
Sebuah cerita pengalaman yg luar biasa yg patut di acungin jempol..
BalasHapusampun lumayan panjang sob...!, btw soal gerak jalan itu sobat yg mengaturx ya..? salut deh...!, sampe2 dpt juara 2... *smile
BalasHapuswah tulisannya mantab..belum bisa saya nulis yg kayak beginian..moga menang ya..
BalasHapusera digitalisasi, memang sepertinya tidak dapat kita bendung, namun bagaimana kita menggunakannya kepada hal-hal yang berguna untuk kemajuan dan pengembangan dalam kehidupan kita.
BalasHapusSucces bang yee..
BalasHapusgw ngga terlalu ngerti dunia gituan #gaptek
salamt mas dapat juara 2
BalasHapushehe.... good luck
Yah saya cuma bisa ngedukung dari sini saja, mangap-mangap baca pendigitalan ini.
BalasHapusGoodluck lah kawan buat kontesnya :)
sekarang serba digital, itu membuat mudah kita dalam olah grafis
BalasHapusmantap.
BalasHapussanga2 menginspirasi para pemuda Indonesia
BalasHapusehm, membawa perubahan dengan digitalisasi.
BalasHapuskeren pembahasannya, berbau sastra sedikit.. mantap, sukses ya untuk lomba nya.
Mendigitalkan indonesia...oh so sweet..
BalasHapusKemajuan teknologi dan suatu perubahan ,
mata harus tetap terbuka untk perubhan itu...
wihihihi
BalasHapusdunia tanpa batas hhe
wah bener setuju sekali bro.. Indonesia bukan cuma di Jakarta. pelosok sana juga Indonesia sebaiknya jangandi bedakan terlalu jauh gitu. hohoh
BalasHapusdan btw selamat ya udah juara dalam lombanya. hueheheh
mantap nih , tunjukin ke dunia bahwa teknologi di indonesia tidak terlalu terbelakang :D
BalasHapusIndonesia sudah semakin maju dengan melahirkan putra2 bangsa yang cerdas.. :)
BalasHapuskeren postingannya. ^_^
BalasHapussalut untuk adik2 prajurit junior nya nih, salut juga untuk yang melatihnya...hehe
BalasHapusNice share aja gan! ^_^
BalasHapusTahun semakin naik,masa juga berubah. generasi kian bertambah dan tentunya pasti akan ada perubahan2 baru yg lebih hebat.
BalasHapussukses buat kontesnya ya.. :)
iya, beruntung ya aku mengenal dunia internet.
BalasHapussukses dah kontesnya...
sukses ya dengan kontesnyaaaa...
BalasHapussaya sih gaptek total...
:D
Tidak harus semuanya digital, misalnya bagaimana rasanya manga, bagaimana rasanya memegang pohon dst..jadi ambil sisi baiknya saja. Namun yang perlu diperhatikan bagaimana menekankan masusia menjadi manusia seutuhnya, yaitu manusia sosial yang berempati dengan sesama. Moga sukses selalu dan selamat atas jerih payahnya untuk anak bangsa! Salam Jos dari Magetan
BalasHapusgambar garudanya bagus gan. dan nama saya juga jadi ilustrasi yah,hehee..
BalasHapusKomplit penjelasanya tentang manfaat dunia digital di Indonesia.
manteb... sudah mulai maju ya ...
BalasHapussemoga didesaku juga kecipretan kmajuan teknologi...
biar ga gaptek :D
Belajar banyak di sini sahabat
BalasHapusSekaran udah jamanya digital yaa sobbb. sampe semuanya dikitall. ajibb dah
BalasHapusSelalu Suport you
BalasHapusDont forget suport me yaa
Perbedaan zaman yang semakin pesat. Bebalnya beberapa kaum tua menjadi pelajaran bagi kita untuk senantiasa update dengan perkembangan jaman. Sayangnya beberapa dari kita pun mulai menunjukkan sikap bebal dengan apa yang ada, mulai memimpikan dunia saat kita masih muda :)
BalasHapusBicara soal digital pasti ujung-ujungnya teknologi, karena salah satu hasil berkembangnya teknologi adalah karena digital, dengan teknologi digital apapun pekerjaannya semua serba dimudahkan dan modern tentunya. Suport sobat disini Good luck!!
BalasHapusmantap artikel nya sob,salut dengan para prajurit juniornya yang berhasil menjadi juara dua.
BalasHapus. . wachhhhhhhhhhhhhh,, lagi ikutan kontes nich. GudLuck kawan . .
BalasHapusSemuanya sekarang serba digital...
BalasHapusDunia digital masa sekarang, jauh berbeda tatkala waktu kecilku...
Anak kecil aja udah pegang gadget...
dunia digital.
BalasHapusdi tahun 2030 kira kira jadi dunia apalagi ya ?
kamu hebat. Salut. Bangga gue
BalasHapusOoo, jadi begitu...
BalasHapusngomong-ngomong emang lagi ngomongin apa yak??
Lupa mau ikutan lomba blog ini! Hmmm... Deretan kata2mu hebring, euy! Bakal gak ketahuan mana pelosok mana bukan! Smua serba digital! ;-)
BalasHapusSaya termasuk generasi tua yang sedikit puya rasa ingain tahu dengan tekhnologi digital. Meskipu tidak punya modal sama sekali dengan yang namanya digital, namun dengan adanya internet sedikit demi sedikit menjadi eksis dan gaul :D
BalasHapusSalam hangat serta jabat erat selalu dari Tabanan
Tulisan ini membuat saya sejenak terdiam dan menghela nafas panjang. Selalu saja ada 2 sisi dalam sebuah perkembangan kehidupan. Ada dimana kita adalah pilihan kita sendiri. Sebab hidup adalah pilihan. Saya memilih menggunakan era digital sesuai kebutuhan. Tdk memaksakan diri utk sama dan selalu mengikuti kepesatan kemajuannya.
BalasHapusSelamat ya mas sdh mengantarkan anak-anak pelosok menang dalam lomba kecamatan.
kalau mau mendigitalkan indonesia,harus kerja sama dengan Google wajib kalau mau arah'a kesana
BalasHapustp semua tergantung pemerintah,mau dibawa ke arah mana maju atau mundur kah
ayo digitalkan manusia, memausiakan digital, eh ..bisa gak ya ..??? hihihiiy :D
BalasHapussukses bro kontes nya :D
Nice post,,
BalasHapusMaju Terus.. :D
Tapi bagi saya pribadi era digital ini mempunyai banyak manfaat,tapi tergantung si manusianya sendiri juga.
BalasHapuswah bisa dpt juara 2. keren...
BalasHapussaya setuju sekali dengan opini mas affanibnu
BalasHapusSya sngat stuju ....
BalasHapusini zaman digital atau teknologi
maju terus prajurit junior !
BalasHapuswahh,, berkelas banget neh artikel,,
BalasHapusgaya bahasa yang elegant,,juga informasi yang di sampaikan mudah ntuk di cerna
muga menang ae gan kontes nya
caiyo......
yaaa kayak gini sekarang, segala sesuatunya serba digital, anak kecil aja udah tau gadget ini-itu, lah dulu aku taunya barbie haha
BalasHapuswah mas ibnu koq tambak item..??? wkwkwkwk
BalasHapusMaju terus penerus bangsa !!!!
BalasHapusmari kita rekatkan silaturahmi yg terjalin ini dengan saling tukar link.
link saudaraku ini sudah saya pasang dengan rapi di blog saya.
jika berkenan mohon direspon
#Salam Silaturahmi Dari Saudaramu ini.
bs dibayangkan hr gini hidup kita ga serba digital...eeeghh ketinggalan jauh dr peradaban modern heee
BalasHapussukses ya Fan...
Absen lagi ah..hahahyyy...mantef nih bang artikelnya.
BalasHapusWah, tulisannya bagus, berbobot, smoga sukses kontesnya :)
BalasHapuskontes yah kang??? kemarin sempat pengen ikutan tapi susah amat cari inspirasinya yah akhirnya sampe skrang gk jadi2 deh artikelnya... hihihihi :D
BalasHapusgood luck yah kang dengan kontesnya.. :)
oow.. lagi ikut kontes ya mas..
BalasHapussemoga sukses..
yah saya berharap di seluruh pelosok negeri ini menjadi paham dengan teknologi informasi. Pemerataan pembangunan lah bahasa kerennya. Semoga kita para blogger mampu memberi sumbasih untuk negeri.
BalasHapuspanjang sekali untuk ukuran sebuah lomba...
BalasHapusdigitalisasi data terkendali oleh persoalan hak cipta...
tidak semua orang/penulis mau tulisannya -karyanya didigitalisasi...
Saya sangat setuju dengan statement yang menyebutkan Indonesia terlalu gemuk, karena betul sekali mas, hal besar memang berasal dari hal kecil di sekitar.
BalasHapusditulis dengan keren.. :D
BalasHapussemoga menang kontesnya ya gan.
Baru ini liat entri mu kayak gini..
BalasHapussatu kata untuk anda keren..
pengen nyobain kontesnya nich...hehee
BalasHapusbtw ada maksud dibalik maksud sobat berkomentar di blog saya"entah kenapa saya kok rasanya makin dekat dengan ente.. :D
semoga sukses ya mas kontes Pemanfaatn kontes digital untuk indonesia
BalasHapussukses yah sob, semoga apa yang diharapkan bisa tercapai
BalasHapusMari kita sambut era digital dan kita museumkan era manual.. :D
BalasHapuskadang masih ada resistensi terhadap teknologi digital diantaranya faktor takut karena belum menguasai tapi ya teknologi itu tetep harus disikapi bijak juga mas, ojo kokean ngegame onlen misalnya :D
BalasHapusMemang tidak dimungkiri, perkembangan dan pemanfaatan teknologi digital telah mengubah budaya, cara pandang dan gaya hidup rakyat Indonesia.
BalasHapusSelamat sob,,,,dan semoga kontesnya juara, semoga sukses selalu
BalasHapusNumpang minum teh sejenak sob, sambil makan sekerat roti........
BalasHapuskalau saya baca dan kusimak secara pelan-pelan saya mengambil kesimpulan bahwa memang sudah jamannya dan sudah saatnya, ...
Orang tua aku ga perlu di digitalkan, mereka sudah digital sendiri. Mama ku maen pesbuk & twitter. Papa ku meeting di kantor pke skype. anaknya gaptek huhuhuuuu
BalasHapussaya ingin pergi ke dunia digital
BalasHapushmmmmmmmmmmm...
BalasHapussemoga jadi yg dapat pertama ya gan....
juara 2??? alhamdulillah,
BalasHapussemoga bisa segera berkunjung ke lombok dan ketemu sama prajurit juniornya
Hehehe,,, mendigitalkan wajah pendidikan (emang pendidikan wajahnya seperti apa ya?) :D
BalasHapustapi nggak enak juga aah kalau ortu main FB.. :P
BalasHapussetelah blogwalking ke banyak blog disini dapet tambahan pelajaran lebih :D hehehe ijin bookmark dulu deh siapa tau kalau ada perlu apa2 :D
BalasHapusikut kontes lagi, semoga menang dan dapat hadiah. saya boleh ikut nggak?
BalasHapusMas bro ini emang ga ada nyerahnya.. muncul artikel barunya dan ikut lomba pula.. mantap deh,, emang indonesia perlu di jadiin mesin digital hehe.. sukses deh lombanya..
BalasHapustapi ada kalanya, digital itu bukan sebagai solusi.. melainkan hanya cara "cadangan".. :)
BalasHapustapi, harus semangat teruuuuus! :D
mari digitalkan indonesia!!
BalasHapusmalah teringat ketika saya masa kecil dulu di Lombok gan, sekitar 9-10th yg lalu sih.. masih ingat dari sekarang adalah telfon umum yg dipinggir jalan dan uang koin gedhe Rp1 perak setiap pulang TK "nguntit" uang koin nya , tpi entah sekarang masih ada atau tdk tlfon umumnya atau sudah tergerus jaman dan beralih fungsi:)
BalasHapussecangkir teh dan segelas kopi siap mendigitalkan indonesia
BalasHapusArtikel ini pantas di kasih Jempol Bang....!!!
BalasHapussampean ajarin apa Kang anak-anak SD itu kok sampai juara 2.?
BalasHapustulisannya panjang waah... aku perhatiin lebih suka komen di blogku stairway to heaven dibanding blue sky ya... ma kasih sering berkunjung di blogku
BalasHapusmemang harus dari orng2nya dan diri sendiri terlebih dahulu mas kalau mau mendigitalkan se-Indonesia
BalasHapusSemoga menang mas tulisannya :D
Smoga sukses dengan kontesnya MasBro... :)
BalasHapusHadir selalu di sini dengan bawa oleh2 MP3 Inspiratif Bag. XVI, ditunggu lawatan baliknya, Thanks, Salam bLogger :)
Pecinta kopiiiiiii :D
BalasHapusTilisan yg penuh semangat. Likethis
tulisannya komplit, moga ngontesnya menang...
BalasHapusweehhh oke banget nih..... semoga Indonesia jaya....
BalasHapus101 komentar saya miliki disini
waw, hebat yaaah :D
BalasHapusTerimakasih informasi nya gan, sangat bermanfaat :)
ditunggu kunjungan baliknya yaah ,
hmmmm...
BalasHapusnamun jika semuanya digital kayaknya bakal paperless dan bagaimana nasib produsen kertas...??
:P
atau bagaimana kalau server terserang virus...
Bagi saya sih, digitalisasi bagai pedang bermata dua... harus pandai2 menggunakannya.
BalasHapusDigitalisasi boros enegi listrik sih, begitu listrik padam *peth* bubaaarrrr... :D
Semoga sukses kontesnya ya, Mas...
BalasHapushadiahnya di bagi ke ane dong :p
BalasHapussalam sukses selalu aja gan
BalasHapusSalam Sukses Gan..
BalasHapusTetep Semangat Ya, :)
cewek yg pake baju ijo cakep mas. # mulai naksir
BalasHapuswah.. saya ketinggalan jauh bgt nih.. .:D
BalasHapusjalan2 malam minggu sob..,
BalasHapusselamat berakhir pekan ya.. *smile
x3
BalasHapusudah lama ga mampir disini kang, eh ada yang baru toh
moga menang yah kontesnya
Aku suka postingan ini mas ibnu!
BalasHapusDunia digital memberikan efek besar bagi zaman sekarang ini. Contohnya saya sebagai ibu rumah tangga tidak perlu seperti dulu, dianggap tidak berkembang. Toh nyatanya itu tidak terbukti. ^_^
Terimakasih internet! ^^V
I wish u luck for the contest!
wow tulisan ini luar biasa,mencakup aspek yg sangat luas,jarang2 ada tulisan smcam ini dgn tema digital indonesia,sangat inspired. Sukses masbro,good luck, oya thx udh mmpir ke blog sy
BalasHapusbagus sekali.... =D
BalasHapusdukung banget, kalo Indonesia lebih mendalami ilmu teknologi lambat laun kualitas Indonesia akan meningkat
BalasHapussip..sip..sip.. sukses deh.. wah komennya banyak banget... pengen dpet komen banyak juga nih..
BalasHapushttp://shofyan-menerangkan.blogspot.com/
selamat mengikuti lomba,
BalasHapussalam kenal.
trims ^.^
super sekali gan artikelnya, moga sukses di kontes....lam kenal..
BalasHapussudah waktunya kita ke sana
BalasHapussalam hangat dari Surabaya
wah mantap nih, mendigitalkan indonesia :)
BalasHapuswah setelah era digital, era apa ya kang?
BalasHapussorry menyimpang dari topik sob... nih template aja bagus jangan dirubah saya aja kepingin
BalasHapusiya gan.. boleh minta gak?? he'eee
BalasHapusWah, semoga menang! :D
BalasHapusPerkembangan digital melaju sangat pesat banget ... Aku mengendalikan blog ini dari sebuah desa lo ... Masih ingat betul beberapa tahun yang lalu, menyalakan computer aja aku tidak bisa. hehehe
BalasHapusindonesia???
BalasHapusidentik dengan korupsi sepertinya, jadi gak maju-maju
Wah keren banget tulisannya... :D
BalasHapusGue dukung sob... Moga menang yak... ( >__O)b
santai sejenak sambil berkunjung dan membaca tulisan menarik anda...
BalasHapusSelamat - selamat :)
BalasHapussmg menang kontesnya mas ! :)
BalasHapuskontes ya sob, semoga menang deh...
BalasHapus