Ramadhan hanya kolom waktu. Ia selalu menghantui apabila Syaban mengendap - endap akan pergi. Ramadhan hanya bagian dari rentang masa. Ia akan tetap melintas tiada berbatas. Ia akan tetap terbenam dan menjelma menjadi fajar; memaksa kita hanya bersantap pada saat matahari sedang bersembunyi di sisi dunia yang lain.
Siaran televisi segera bertransformasi menjadi lebih religi dan manusiawi. Dini hari menjadi komoditi. Ada yang menawarkan lelucon, tayangan ulang sinetron, hingga kajian singkat dengan pembicara yang sama namun tidak monoton. Beragam agenda sudah diperinci untuk menyongsong bulan suci. Ibadah, hijrah, sampai mencoba peruntungan mencari tambahan pundi - pundi rupiah.
Tawarih. Tadarus. Takjil. Tidak lalai shalat lima waktu. Masjid - masjid menjadi lebih berwarna dan lebih bersuara dari biasanya. Tak jarang kegiatan 'karaoke' tadarus hingga larut malam. Pun tidak ada yang naik pitam ketika jam sahur corong - corong menara masjid tampak lebih gaduh untuk membangkitkan insan - insan yang masih terjebak dalam selimut.
Shaf - shaf tarawih akan cenderung rapat pada hari - hari pembuka dan akan terus renggang dan beranjak maju seiring bertambahnya jumlah hari yang telah ditempuh selama berpuasa. Tidak ada yang pernah tahu alasan yang pasti, mungkin sudah tradisi.
Hari ini anda akan sangat mudah mencari album resep dan rencana sajian berbuka serta sahur agar lidah anda tidak protes: itu - itu saja. Anda juga dapat mengoleksi tips - tips kesehatan agar tetap bugar menjalankan ibadah. Itu sudah lumrah.
Itulah kebiasaan dan serba - serbi ramadhan yang lazim dijumpai. Tahun ini saya mulai takut menghitung hari menuju Idul Fitri, sebab saya waswas apakah yang saya hitung justru merupakan sisa hari hidup saya di muka bumi.
Siaran televisi segera bertransformasi menjadi lebih religi dan manusiawi. Dini hari menjadi komoditi. Ada yang menawarkan lelucon, tayangan ulang sinetron, hingga kajian singkat dengan pembicara yang sama namun tidak monoton. Beragam agenda sudah diperinci untuk menyongsong bulan suci. Ibadah, hijrah, sampai mencoba peruntungan mencari tambahan pundi - pundi rupiah.
Tawarih. Tadarus. Takjil. Tidak lalai shalat lima waktu. Masjid - masjid menjadi lebih berwarna dan lebih bersuara dari biasanya. Tak jarang kegiatan 'karaoke' tadarus hingga larut malam. Pun tidak ada yang naik pitam ketika jam sahur corong - corong menara masjid tampak lebih gaduh untuk membangkitkan insan - insan yang masih terjebak dalam selimut.
Shaf - shaf tarawih akan cenderung rapat pada hari - hari pembuka dan akan terus renggang dan beranjak maju seiring bertambahnya jumlah hari yang telah ditempuh selama berpuasa. Tidak ada yang pernah tahu alasan yang pasti, mungkin sudah tradisi.
Hari ini anda akan sangat mudah mencari album resep dan rencana sajian berbuka serta sahur agar lidah anda tidak protes: itu - itu saja. Anda juga dapat mengoleksi tips - tips kesehatan agar tetap bugar menjalankan ibadah. Itu sudah lumrah.
Itulah kebiasaan dan serba - serbi ramadhan yang lazim dijumpai. Tahun ini saya mulai takut menghitung hari menuju Idul Fitri, sebab saya waswas apakah yang saya hitung justru merupakan sisa hari hidup saya di muka bumi.
Keranda Jenazah | 2018 |
Mmmm.. tulisannya cukup menggambarkan sebuah aktivitas yang terjadi di Bulan Ramadhan.
BalasHapusSaya kagum dengan ide tulisannya. Menarik menurut saya. :)
Kalau soal di acara televisi, tampak gimana gitu. Nilai edukasinya sangat rendah sekali. Simbol agama hanya untuk lelucon, hiburan bahkan untuk komuditas, mempromosikan produk lain.
BalasHapusHeemm!! Benar juga tulisan diatas sesuatu ramai karena ramadhan...Akankah tanpa ramadhan bisa sesemangat itu..._😄😄
BalasHapusSemoga kita selalu menjadi orang yang dilindungi oleh Allah.S,W,T..😄
Subhanallah, nikmat bulan Ramadhan ... semoga kita semua diberi umur panjang untuk menghirup udara dari-NYA ...Allah Akbar ...
BalasHapusSemoga dipertemukan di ramadhan thn depan dg kauh lebih baik dari hari ini
BalasHapusSemoga bertemu dengan bulan suci ini di tahun depan, Amin Ya Allah.
BalasHapusRamadan datang saya menangis, ramadan usai pun saya menangis. Datangnya saya rindukan perpisahaanya saya takutkan karena was-was tak bersua lagi..
Semoga dipertemukan di ramadhan selanjutnya dan klo yg di tv mah , tergantung kita yg nonton saja, pilih sesuai kebutuhan saja
BalasHapusHai, Mas Affan.
BalasHapusSebagai pengunjung baru yang online menggunakan HP, izinkan saya memberi sedikit masukan. Saya sedikit kesulitan untuk membaca artikel di sini karena harus saya perbesar terlebih dahulu. Mungkin ada baiknya, Mas Affan mengaktifkan tampilan seluler agar pengunjung yang menggunakan HP tidak merasa kesulitan lagi seperti saya.
Ini sekedar masukan ya, Mas. Mohon maaf bila kurang berkenan di hati. Maaf juga karena saya berkomentar diluar topik.
ketika ramadan, media televisi seakan berlomba menyajikan hiburan religi
BalasHapusmana yang terbaik, pemirsa yang menentukan
selamat berpuasa
Gua ambil sisi positifnya aja, setidaknya gua nggak bakalan ngelihat lagi paha mulus di tv ckck, bikin ngilu kepala atas dan bawah hehe
BalasHapusSemoga Ramadhan tahun depan kembali berjumpa mas.. dan shaf-shaf tarawih menjadi lebih rapat dari tahun sebelumnya..
BalasHapusGak tahu kenapa, serasa puasa di bulan ramadhan semakin lama semakin cepat
BalasHapusSedikit koreksi saja, ada yang typo, tawarih... :) Tulisannya bagus.
BalasHapusMeskipun cuma sebulan dalam setahun, tapi suasana rammadan seperti di atas sering bikin rindu. Apalagi pas momen corong / toa masjid, rame-rame bangunin orang untuk sahur di tengah malam. Sukses bikin rindu...
BalasHapusRamadhan sebentar lagi aksn meninggalkan kita, semoga ibadah yang kita lakukan mendapat keridhaannya.
BalasHapusaamiin
Ajal, rezeki dan jodoh sudah diatur oleh Allah SWT. Kita hanya perlu perbanyak ibadah, beramal dan berbuat baik dengan sesama. Amin.........
BalasHapusRamadhan selalu punya tempat istimewa untuk orang2 yg sedang mengejar amal. Karena ganjarannya yg banyak berlipat. Dan kebiasaan2 yg hanya ada di bulan ramadhan masih tetap jadi hal yg ditunggu2. Semoga kita jd bagian orang2 yang beruntung di bulan ini 😊
BalasHapusBenar sekali ia mengendap-ngendap menghantui ketika Sya'ban datang karena (hampir) selalu membayar hutang puasa di Sya'ban :(
BalasHapusAktivitas rutin lainnya di bulan Ramadhan adalah jajan takjil hampir tiap sore dan reservasi meja di kafe atau restoran untuk buka puasa bersama. Hal yang juga menyenangkan adalah selalu ada alasan untuk bertemu dengan teman-teman yang sudah lama tidak bertemu.
BalasHapusmasya Allah smg qt masih bisa dipertemukan dengan ramadhan tahun depan yah gan amin
BalasHapusBulan Ramadhan bulan penuh berkah penuh ampunan. Semoga kita semua masih bisa dipertemukan di bulan Ramadhan berikutnya. Amin.
BalasHapusSemoga dengan kesadaranmu bercerita
BalasHapusMembuatmu menjadi tidak menuduh mereka terpaksa berpuasa
Tetapi ikhlas dan bahagia
Menunaikan ibadah ramadhan Karena-Nya
Sebab di bulan suci
Tentu berbeda rasa dan lebih wangi
Dari bulan biasa yang terlewati
Walau susah religi
:)
Selamat Berpuasa
Semoga menang mengumpulkan pahala
mudah-mudahan tahun depan masih berjumpa lagi dengan ramadan. tapi betul ini adalah masalah waktu... dan sustu saat akan tiba waktunya kita di panggil. Yang maha Kuasa.
BalasHapusRamadhan adalah bulan yang paling ditunggu-tunggu oleh umat muslim, karena ramadhan merupakan suatu jeda untuk dunia, dimana umat muslim berlomba-lomba mendulang amal sebagai bekal di akhirat nanti... Tulisannya keren sobat
BalasHapusSemoga kita masih bisa mengikuti Ramadan di tahun-tahun seanjutnya. Aamiin.
BalasHapusJadi sedih baca ini, ingat kalau belum menjalankan ibadah dengan maksimal. :")
BalasHapussmoga semakin berkualitas derajat ibadahnya
BalasHapusSuka dengan pilihan katanya. Yuk ah, semangat nulis biar saya baca:)
BalasHapusSemoga kita semua mendapat barokah bulan ramadan ini serta bsa mendapatkan lailatul qodar.
BalasHapusEntah ya kalau menurutku kok sampai sekarang orang masih fokus pada puasa untuk menahan lapar haus saja. Sementara makna puasa lainnya sepedse kesabaran, mendekatkan diri pada Allah dan sejenisnya kok malah terlupakan.
BalasHapusselamat menjalankan ibadah puasa, semoga lancar terus ya. tetep menginspirasi
BalasHapusJadi mellow bacanya, gimana kalo Ramadhan ini masih gagal memperbaiki diri, gimana kalo ink kesempatan terakur, gimana gimana :(
BalasHapusTulisannya bagus. Semoga bisa menjalankan ibadah di bulan Ramadan sesuai rukunnya. Perkara ajal...semua akan dapat giliran...Santai aja saya sih...
BalasHapusSalam kenal...
Ramadan bentar lagi usai, blm usai aja masih tetap rindu sama Ramadan
BalasHapusDan sekarang sudah memasuki hari-hari sepuluh terakhir di bulan Ramadhan.
BalasHapusTakut lihat image yang paling bawah...
BalasHapusselamat berpuasa mas, semoga lancar tidak ada kendala..
BalasHapusMembaca ini semacam membaca puisi esai. Keren tulisannya ... diksinya itu bikin merinding sesekali huehehe. Selamat melanjutkan puasanya ya, dan semoga tetap menjadi penghuni masjid saat Tarawih sampai akhir Ramadhan. Proud.
BalasHapusBener nih, itulah yang membedakan buln ramadhan dengan bulan yang lain.
BalasHapusTak terasa ramadhan sudah mau pergi dan akan digantikan dengan syawal. Mudahan tahun depan bisa ketemu ramadhan lagi.
tulisannya keren. enak gitu dibaca. tapi paling suka sama kalimat tentang shaf tarawih yang makin hari semakin renggang itu memang terjadi sekarang karena udah 10 hari terakhir puasa. semoga aja masih bisa bertemu dengan ramadhan tahun depan :)
BalasHapusHiks..jadi menghitung hari juga, apakah besok masih bisa bersantap sahur lagi?
BalasHapusMasya Allah, tulisan yang sangat menarik. Semoga masih bisa bertemu Ramadan di tahun berikutnya..amiin
BalasHapusSerem yaaa gambarnya..
BalasHapusDimana mana sama ya, syaf taraweh awal ramadhan penuh bnget sampe ada yang pindah mesjid saking mepetnya. Tapi makin hari, 1 syaf aja gak penuh
Ramadan emang bener2 bulan spesial ya. Beda dari bulan2 biasanya. Sedih juga kalau ramadan sebentar lagi harus udahan. Ibadahnya udah nggak dilipatgandakan lagi deh pahalanya.
BalasHapusHmm nggak kerasa ramadhan tinggal sepekan ya kang.. Semoga kita selalu mendapatkan berkahNya, aamiin
BalasHapuskeren tulisannya mas
BalasHapusGak terasa Ramdhan akan meninggalkan kita kembali... :(
BalasHapusRamadhan berasa sangat cepat sekali berlalu, serasa baru kemarin hingar-bingar semangat menyambut Ramadhan, sekarang Idul Fitri pun sudah beranjak pergi. Selamat Hari Raya Idul Fitri, Minal Aidin Wal Faidzin, mohon maaf lahir bathin. Salam kenal mas.
BalasHapus